Budaya mudik merupakan salah satu kekuatan dan kekayaan khas budaya Islam di Indonesia. Selain itu, budaya mudik yang menyita energi ini akan lebih bermanfaat dan bermakna jika diisi dengan silaturahmi dan adanya dampak ekonomi secara langsung untuk warga sekitar.
“Silaturahmi ini dapat memperkuat dan menyambungkan hubungan antar sesama saudara dan antar sesama warga kampung atau desa. Hal ini untuk menjaga dan melestarikan tradisi dan nilai kebajikan agama dan kebajikan lokal yang mungkin sempat tergerus oleh budaya modern di perantauan” kata Wakil Ketua Komisi VIII DPR Sodik Mudjahid dalam keterangan persnya, Jumat, 1 Juni 2016.
Ia menghimbau, hasil-hasil kerja dari perantauan untuk dibelanjakan di kampung halaman. Hal itu dapat memberikan pemberdayaan ekonomi kepada saudara di kampung dan bukan sebaliknya membawa SDM lemah kompetensi ke perkotaan.
Selain itu, lanjut Sodik, mudik harus membawa pencerahan dan edukasi nilai dan budaya profesionalisme perkotaan kepada penduduk kampung halaman dan bukan sebaliknya hanya membawa budaya konsumerisme.
Ditambahkannya, setiap pemudik juga harus memiliki jiwa negarawan, sehingga perlu menyosialisasikan pengokohan empat pilar berbangsa dan bernegara khususnya kesatuan NKRI. Pemudik harus memperkuat hubungan kultural antara desa dan kota kota, hubungan kultural antar pulau yang dimediatori oleh komunitas pemudik.
Politisi F-Gerindra ini berharap, fungsi mudik yang begitu srategis, maka pemerintah harus memberikan pelayanan fasilitas dan perlindungan keamanan maksimum dari sejak berangkat sampai kembali ke rumah masing masing. (*)