Tempo.Co

Tugas Besar PNRI Tingkatkan Minat Baca
Kamis, 21 Juli 2016
Hal ini dalam rangka peningkatan indeks minat baca dan indeks literasi.

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih menilai, peningkatan literasi dan minat baca di Indonesia menjadi tanggung jawab dan tugas besar semua pihak, khususnya Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI). “Tugas besar ini harus didukung anggaran yang memadai,” ujarnya dalam rapat dengar pendapat dengan Kepala PNRI di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu, 20 Juli 2016.

Pada RAPBN 2017, PNRI hanya mendapatkan anggaran Rp 563 miliar. Pagu anggaran ini mengalami penurunan signifikan dari pagu anggaran APBN 2016 Rp 701 miliar. Padahal, kebutuhan PNRI pada tahun mendatang sebesar Rp 1,874 triliun, sehingga ada kekurangan anggaran Rp 1,310 triliun.

“Dengan kondisi keuangan negara dan kapasitas fiskal negara yang sedang sulit, Komisi X mendorong PNRI untuk banyak berkomunikasi dengan Presiden. Sebab, untuk meningkatkan minat baca dan tingkat literasi yang sungguh sangat terpuruk ini harus ada effort. Effort itu harus didukung anggaran,” kata Fikri.

Kepala PNRI Syarif Bando mengatakan pihaknya pada RAPBN 2017 mendapat anggaran Rp 563 miliar dari total kebutuhan anggaran Rp 1.874 triliun, sehingga ada kekurangan anggaran Rp 1,310 triliun.

“Sebagaimana paparan pada RDP 16 Juni 2016, dengan mempertimbangkan tujuan bernegara, fungsi perpustakaan, kerangka berpikir, sasaran strategi, dan target capaian, kebutuhan anggaran untuk tahun 2017 sebesar Rp 1,874 triliun,” kata Syarif. Hal ini dalam rangka peningkatan indeks minat baca dan indeks literasi, pelayanan perpustakaan berbasis digital, ekosistem digital, hingga akses layanan baca untuk masyarakat yang tidak terkoneksi dengan Internet. Juga dalam rangka diversifikasi layanan perpustakaan, pengembangan bahan pustaka, dan penambahan jumlah pustakawan. (*)