Tempo.Co

Banyak Sekolah di NTT Tidak Layak
Rabu, 10 Agustus 2016
SD Patukuo berlokasi sangat jauh dan tidak ada air, bahkan guru-guru honor digaji Rp 200 ribu setiap tiga bulan

Anggota Komisi X DPR RI Jefirston Riwu Kore menghimbau Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI membantu dan membenahi sekolah-sekolah Nusa Tenggara Timur (NTT) khususnya wilayah Kupang.  Harapannya, dengan fasilitas yang memadai, siswa-siswa asal NTT juga memiliki prestasi terbaik dan mampu bersaing dengan pelajar dari daerah lain.

Saat Kunjungan Kerja Komisi X, di Kupang, NTT, beberapa hari lalu, Jefirston mengatakan kondisi sekolah di Kupang sangat memprihatinkan. Bahkan, ada bangunan sekolah yang sudah berusia 74 tahun namun  belum pernah direnovasi, seperti SDN Inpres Bakunase di Kota Kupang. Ruang belajar tidak mencukupi dengan jumlah siswa yang mendaftar. Padahal, sekolah ini merupakan salah satu sekolah terbaik di Kupang.

“Sekolah sudah berumur 74 tahun dan keadaannya begini. Ruang belajar tidak memadai, perpustakaan tidak ada, laboratorium tidak ada, pagar tidak ada. Lalu apa yang kita harapkan dari keadaan seperti itu,”  ujar Jefirston.

Selain itu, SD Patukuo lokasinya sangat jauh dan tidak ada air. Bahkan, penghargaan bagi sumber daya manusia sangat minim karena guru-guru honor digaji Rp 200 ribu setiap tiga bulan. Fasilitas-fasilitas lain minim karena yang tersedia hanya kelas dengan kondisi kurang memadai.

Jefirston yang datang bersama Ketua Komisi X Teuku Riefki Harsya menjelaskan bahwa kondisi sekolah tersebut  merupakan gambaran umum sekolah di Kota Kupang. Banyak sekolah yang mengalami nasib minim infrastruktur seperti itu, bahkan yang lebih parah. Hanya beberapa saja yang dinilai layak digunakan.

Ia mengajak Anggota  Komisi X DPR RI ke Kupang NTT untuk melihat keadaan yang nyata. Ia berharap Menteri Pendidikan dan Kebudayaan memberikan dana akselerasi khusus yang sebelumnya pernah disalurkan untuk pendidikan di NTT. (*)