Tempo.Co

Sutan: Target RAPBN 2017 Terlalu Tinggi
Rabu, 17 Agustus 2016
Dalam merumuskan asumsi APBN 2017 pemerintah jangan mengejar pencitraan.

Wakil Ketua Komisi X DPR Sutan Adil Hendra mengatakan dalam dua tahun pertama Pemerintahan Presiden Joko Widodo banyak mendapat kritikan dari berbagai kalangan terkait perencanaan anggaran yang amat kedodoran.

Karenanya ia menilai, RAPBN 2017 yang diajukan pemerintah masih kurang realistis. “Melihat situasi ekonomi nasional dan global sekarang, saya menilai APBN 2O17 kurang realistis. Terlalu tinggi dalam merencanakan pendapatan maupun belanja,” katanya usai Rapat Paripurna Pembukaan Masa Persidangan I Tahun Sidang 2016–2017, dalam rangka Penyampaian Pidato Presiden RI mengenai RUU Tentang Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017 di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa, 16 Agustus 2016.

Politisi F-Gerindra mencontohkan, pada APBN 2015 silam, realisasi pendapatan negara hanya 84,66 persen, sementara belanja negara hanya 91,22 persen. Menurut dia, capaian ini semakin terlihat buruk karena target tersebut sudah berkali-kali mengalami revisi. “Sudah diturunkan targetnya tetap saja tidak tercapai. Bahkan di 2016 ini realisasinya jauh sekali dari target,” ujar Sutan.

Politisi asal dapil Jambi ini khawatir, hal ini akan sama dengan kondisi dua tahun sebelumnya, dimana tidak ada kepastian dalam perencanaan keuangan. "Akibatnya, anggaran yang sudah disahkan tidak bisa dilaksanakan karena tak ada dana," katanya.

Sutan mengatakan hal ini juga berbeda dari tahun-tahun sebelumnya ketika realisasi mencapai 98 persen meskipun target telah dinaikkan. Misalnya pada APBN Perubahan 2012, dimana pendapatan ditarget sebesar Rp 1.344 triliun, namun realisasinya terkumpul sampai 99,5 persen atau Rp 1.338 triliun.

Untuk itu, Sutan meminta dalam merumuskan asumsi APBN 2017 agar lebih realistis, jangan mengejar pencitraan tapi melupakan kinerja penerimaan. “Jika ini terus terjadi maka APBN kita akan terjebak hutang. Ini akan membuat kita bangkrut,” ucapnya.

Sebagaimana dalam pidato di depan Anggota Dewan, presiden menjelaskan pendapatan negara dalam RAPBN 2017 ditargetkan sebesar Rp 1.737,6 triliun. Dari jumlah tersebut penerimaan pajak direncanakan sebesar Rp 1.495,9 triliun.

Sementara penerimaan negara bukan pajak 2017 ditargetkan sebesar Rp 240,4 triliun. Belanja negara dialokasikan sebesar Rp 2.070,5 triliun, yang terdiri belanja pusat Rp 1.310,4 triliun dan transfer daerah serta dana desa Rp 760 triliun. Defisit anggaran RAPBN 2017 ditargetkan sebesar Rp322,8 triliun atau 2,41 dari PDB. (*)