Anggota Komisi IX DPR RI Imam Suroso mendorong pemberikan hak paten untuk kelapa kopyor yang merupakan hasil perkebunan asli kabupaten Pati, Jawa tengah. Menurutnya, hal ini perlu dilakukan sebagai langkah antisipasi agar tidak didahului oleh negara lain. Karena berhembus kabar Filipina akan mengklaim kopyor ini sebagai makanan asli negaranya.
“Jika ada usaha untuk mengklaim hasil perkebunan asli kita, langkah dan usaha kita adalah dengan segera mempatenkannya. Sebab, kalau aset ini dibiarkan maka akan diambil dan diklaim menjadi hak paten negara lain. Padahal ini adalah peninggalan leluhur kita yang luar biasa untuk bisa kita kembangkan,” ujar Imam Suroso saat berkunjung ke sentra perkebunan kelapa kopyor di daerah Tayu, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
Ia akan membawa hasil kunjungannya itu ke rapat terbatas di DPR RI, agar ada anggaran tersendiri untuk pengembangan kelapa kopyor. Imam Suroso juga akan membantu mencarikan investor, bahkan siap berinvestasi demi pengembangan kelapa kopyor tersebut.
Kelapa kopyor di Indonesia memang telah dihasilkan di beberapa daerah. Tapi untuk jenis kelapa kopyor yang paling terkenal kualitasnya dan telah melalui tahap penelitian Balitbang adalah jenis Kelapa Kopyor Genjah dari kabupaten Pati, Jawa Tengah. Jenis kelapa kopyor ini memiliki ciri fisik yang lebih kecil dari tipe kelapa dalam, tapi untuk rasa kelapa kopyornya jauh lebih enak daripada kelapa kopyor yang dihasilkan dari tipe kelapa dalam.
Kelapa kopyor genjah Pati dikembangkan oleh warga sekitar dengan cara sistem generatif (indukan) yang memiliki kualitas unggulan. Hasil pengembangan tersebut dalam bentuk bibit dan yang sudah ditanam, menunjukkan keberhasilannya dengan menghasilkan kualitas bibit keturunan yang baik.
Tayu adalah sebuah daerah kecamatan di kabupaten Pati yang menjadi sentra pengembangan kelapa kopyor genjah Pati. Dari tahun ke tahun, permintaan buah dan bibit kelapa kopyor dari luar daerah semakin meningkat. Harga jual dari buah dan bibit kelapa kopyor juga sangat tinggi. (*)