Anggota Komisi VIII DPR RI Kuswiyanto mengatakan prihatin karena negara ini selalu terlambat untuk hadir dalam mengungkap kasus prostitusi anak yang terjadi di daerah Puncak, Bogor. Apalagi korbannya sudah mencapai 99 anak.
"Padahal negara itu punya intelijen, punya aparat sampai di tingkat desa. Departemen yang terkait denganitu sangat banyak. Ada polisi dan babinsa juga sampai di tingkat desa. Masakan gerak-gerik yang ada di situ baru terendus setelah satu tahun," kata Kuswiyanto di sela-sela rapat kerja dengan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Kamis, 1 September 2016.
Menurut Kuswiyanto, yang menjadi pertanyaan berikutnya adalah apakah kejadian itu hanya ada di situ saja. "Ini saya kira sebuah fenomena gunung es. Lebih-lebih sekarang ini LGBT lagi marak. Bahkan sekarang banyak LSM pendukungnya ditu didanai oleh donatur dari luar," tuturnya.
Kejadian di Puncak ini, kata Kuswiyanto, menunjukkan bahwa eksistensi LGBT ini betul-betul ada. Karena itu, ia meminta pemerintah supaya mengusut kasus ini secara tuntas dan melihat kasus-kasus di tempat lain. "Tidak hanya di Puncak, tapi di tempat-tempat lain juga harus segera dilihat. Pemerintah harus memiliki komitmen yang sungguh-sungguh untuk menuntaskan kasus ini. Percuma saja nanti Perppu Kebiri disetujui jadi Undang-Undang kalau pemerintah tidak melaksanakannya dengan sungguh-sungguh," ujarnya. (*)