Perjuangan atlet-atlet Indonesia di Olimpiade Rio 2016 menghasilkan satu medali emas dan dua perak. Tak lama lagi, Indonesia harus berjuang di Sea Games 2017 dan menjadi tuan rumah Asian Games 2018. Diharapkan Pemerintah Indonesia dapat menyiapkan atlet-atlet sejak dini dan melihat atlet dan cabang olahraga yang berpotensi menghasilkan emas.
Demikian dikatakan Anggota Komisi X DPR Sofyan Tan saat rapat kerja dengan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi beserta jajaran di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis 1 September 2016. Rapat membahas agenda utama RKA-KL 2017 Kemenpora. Menpora menjelaskan bahwa anggaran Kemenpora RAPBN 2017 setelah pemotongan menjadi sebesar Rp 2,750 triliun, dari semula Rp 2,998 triliun, karena ada penyesuaian atau penghematan sebesar Rp 248 miliar.
“Kita kurang memperhatikan potensi atlet muda. Ini yang harus kita siapkan. Atlet yang saat ini telah bertanding dan mendapat medali itu adalah atlet itu yang tidak akan mungkin ikut lagi dalam event internasional di kemudian hari. Kemenpora itu harus memfokuskan terhadap pembinaan atlet-atlet muda, dan atlet-atlet yang punya potensi untuk bisa dikembangkan,” tegas Sofyan.
Pembibitan dan pembinaan atlet itu dilakukan sedini mungkin. “Jadi pembibitan itu jangan terlambat. Namun kita lihat dulu pembibitan seperti apa, karena dengan anggaran yang terbatas, tidak semua cabang olahraga kita ambil,” imbuh Sofyan.
Menurutnya, Indonesia memiliki kekuatan di cabor perseorangan seperti bulutangkis, angkat besi, tenis, catur, renang, dan lainnya. “Harusnya kita menempatkan mereka pada prioritas, baru yang lain. Dengan dana yang sangat terbatas. Kalau dana banyak, lain ceritanya,” tukas Sofyan.
“Kita cukup banyak waktu, untuk menggembleng generasi muda yang potensi untuk ikut bertanding. Atau atlet muda berpotensi. Kita harus siapkan mereka sejak awal. Pengalaman di Olimpiade Rio dan Sea Games 2017 mendatang, untuk dijadikan batu loncatan ke Asian Games 2018,” tutup Sofyan. (*)