“Kedatangan Duta Besar Sri Lanka dalam rangka meningkatkan hubungan kerja sama antara Indonesia dan Sri Lanka yang sudah terjalin. Ada banyak hal di bidang ekonomi yang dapat dijadikan agenda,” ucap Ade Komarudin saat menerima kunjungan Dubes Republik Sosial Demokratik Sri Lanka HE Mr Dharshana M. Perera.
Bertempat di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Rabu, 21 September 2016, Ketua DPR RI didampingi Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah, anggota BKSAP Syaifullah Tamliha, dan Sekjen DPR Winantuningtyas Titi Swasanany. DPR mendukung peningkatan hubungan kedua negara agar semakin baik, serta siap melakukan peningkatan kerja sama antarparlemen.
Kepada Dubes Sri Lanka, Ade Komarudin menjelaskan peran dan fungsi lembaga DPR, DPD, dan MPR. Menurut Akom, sapaan akrab Ade, hal itu perlu disampaikan agar tidak ada simpang siur pengertian tentang konstitusi yang dijalankan dunia politik Indonesia.
Dubes Sri Lanka menyampaikan usulan agar diadakan pertukaran kunjungan demi memperkuat hubungan diplomasi antara Indonesia dan Sri Lanka. Dia juga menerangkan adanya komunitas warisan budaya di Sri Lanka yang berasal dari Indonesia, yakni orang-orang yang pernah diasingkan sejak zaman kolonial Belanda. Namun, setelah merdeka, mereka memilih tetap tinggal di sana.
Ditemui setelah menerima Dubes Sri Lanka, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyampaikan bahwa sudah hampir 40 tahun Presiden Indonesia tidak pernah berkunjung ke Sri Lanka. Jadi ada keinginan yang kuat dari mereka agar Presiden RI dapat menghadiri satu konferensi tentang perdamaian agama. “Ada baiknya Presiden mempertimbangkan untuk datang. Hal itu bagus untuk menarik hubungan yang lebih dekat, dan perlu ada follow up di bidang ekonomi,” ujarnya.
Fahri mengatakan pemerintah Sri Lanka juga mengundang Parlemen Indonesia untuk melakukan pertukaran kunjungan ke sana. Kondisi Sri Lanka memang baru sekarang agak stabil setelah diterpa perang sipil yang cukup keras, terutama melawan kelompok Macan Tamil. (*)