Tempo.Co

Wakil Ketua DPR Bicara Korupsi di Forum Internasional
Selasa, 04 Oktober 2016
Untuk memerangi korupsi, setiap anggota parlemen harus mempunyai dua bekal penting.

Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon berbicara dalam The Middle East and North Africa-The Organization for Economic Co-operation and Development (MENA-OECD) Governance Forum di Tunis, Tunisia, Senin, 3 Oktober 2016. Fadli diundang secara khusus oleh MENA-OECD dan datang bersama Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Rofi Anwar.

Dalam pertemuan itu, Fadli menyampaikan peran penting parlemen Indonesia dalam upaya memberantas korupsi. Sebagai Ketua Global Organization of Parliamentarians Against Corruption (GOPAC) di Indonesia, menurut dia, pada dasarnya tujuan OECD ingin mewujudkan pembangunan inklusif yang dapat dinikmati semua pihak. Namun impian pembangunan semacam ini tidak akan tercapai jika masih terjadi banyak korupsi.

Dengan kewenangannya, parlemen membuat undang-undang antikorupsi, melakukan budgeting, dan mengawasi program pemerintah agar terhindar dari praktek-praktek korupsi. Untuk memerangi korupsi, setiap anggota Parlemen harus mempunyai dua bekal penting.

Pertama, meningkatkan kapasitas pribadi. Setiap anggota parlemen harus memiliki pengetahuan yang komprehensif tentang antikorupsi. Kedua, memperkuat jaringan antarparlemen dunia.

GOPAC adalah contoh jaringan parlemen internasional yang fokus pada pemberantasan korupsi. Fokus utama GOPAC adalah pengembangan perangkat praktis dan pelatihan bagi anggota parlemen dalam pemberantasan korupsi. Kemudian, GOPAC juga aktif ‎mempromosikan metode untuk memerangi korupsi. Sejak terbentuk pada 2002, GOPAC telah aktif melakukan hal ini.

"Salah satu program yang baru-baru ini dilakukan GOPAC adalah memperkuat peran parlemen dalam mengawal pelaksanaan sasaran pembangunan berkelanjutan (SDGs)," ucapnya.

Saat ini, kata Fadli, GOPAC sedang mengembangkan handbook untuk anggota parlemen yang dapat digunakan sebagai panduan untuk memantau dana pembangunan, juga pengawasan proses pelaksanaan SDGs. “Kami juga berusaha meningkatkan pembangunan kapasitas para
anggota parlemen dengan melakukan lokakarya SDGs," ujarnya, menjelaskan.

Para pembicara‎ lain dalam acara ini di antaranya Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara (PAN) dan Pemerintahan Tunisia Abid Briki; Menteri PAN Prancis Annick Girardin; Menteri Keuangan Tunisia Lamia Zribi; Menteri Perempuan, Keluarga, dan Anak Tunisia Neziha Labidi; Penasihat Kabinet Irlandia Mary Hanafin; Sekjen Kementerian Pemuda Yordania Satam Awad; Direktur Regional untuk Wilayah Asia Tengah Kantor Luar Negeri Jerman Philipp Ackermann. Beberapa organisasi pemuda dunia juga ikut menyampaikan pendapatnya. (*)