Tempo.Co

Mengembangkan Film dan Musik Daerah Sebagai Potensi Nasional
Selasa, 04 Oktober 2016
Melihat kemajuan negara Inggris dan Korea Selatan misalnya, mereka tidak lagi mengandalkan sumber daya alam saja, tetapi dari ekonomi kreatif.

Wakil Ketua Komisi X DPR-RI Abdul Fikri mengatakan untuk mengembangkan potensi ekonomi kreatif lokal, harus ada kerjasama pemerintah pusat dan daerah. Potensi daerah ekonomi kreatif perlu terus digali, termasuk di bidang film dan musik.

Menurut Fikri, potensi film atau musik Indonesia tidak kalah jika dibandingkan negara lain. Melalui keterangannya, Senin, 3 Oktober 2016. Fikri menjelaskan dalam Forum Group Discussion “Penguatan Ekonomi Kreatif di Daerah dalam Pengembangan Subsektor Perfilman” di Slawi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, bahwa pengembangan ekonomi tidak cukup hanya mengharap sumber daya alam.

“Berkaca dari negara lain, Inggris dan Korea Selatan misalnya, mereka tidak lagi mengandalkan sumber daya alam saja, tetapi dari ekonomi kreatif,” imbuh politisi asal dapil Jawa Tengah itu.

Dalam acara juga dilakukan penandatanganan MoU tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif antara Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan Kabupaten Tegal. Deputi Hubungan Antar Lembaga dan Wilayah, Bekraf, Endah Wahyu Sulistianti menyebutkan pihaknya berkomitmen untuk memperkuat perfilman di daerah.

Endah juga menyebutkan salah satu cara untuk mengembangkan film daerah adalah dengan mendorong bioskop di daerah untuk menayangkan film yang berasal dari daerah tersebut. “Jangan hanya menayangkan film dari luar daerah,” imbuhnya.

Data Bekraf menunjukkan, ada 16 subsektor ekonomi kreatif, yakni aplikasi dan pengembangan game, arsitektur dan desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fashion, film, animasi video, fotografi, kriya (kerajinan tangan), kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni‎ rupa, televisi, dan radio.

Namun dari 16 subsektor itu, baru tiga subsektor yang memberikan kontribusi besar dalam pertumbuhan ekonomi kreatif, yaitu kuliner sebanyak 32,4 persen; fashion 27,9 persen; dan kerajinan 14,88 persen. Dalam setahun terakhir, ekonomi kreatif telah menyumbang Rp 642 triliun atau 7,05 persen dari total produk domestik bruto (PDB) Indonesia. (*)