Tempo.Co

DPR Putuskan Hubungan Bilateral Parlemen dengan Korut
Kamis, 14 April 2016
Ketua DPR RI Ade Komarudin menerima Duta Besar Korea Selatan Taiyoung Cho di Kawasan Kompleks Parlemen, Jakarta (14/4)

Ketua Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Ade Komaruddin (Akom) akan mengalihkan semua anggota hubungan bilateral dengan Korea Utara (Korut) yang ada di Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) ke Korea Selatan (Korsel). Hal ini sebagai bentuk tekanan Parlemen Indonesia untuk mewujudkan perdamaian di Semenanjung Korea.

"Kita ingin membantu perdamaian Korea. Untuk itu, diplomasi Parlemen BKSAP dengan Korut bisa dialihkan ke Korsel," ujar Akom saat menerima menerima Dubes Korea Selatan  Cho Taiyoung di Ruang Tamu Pimpinan DPR RI, Gedung DPR RI, Kamis, 14 April 2016.

Sebelumnya, Dubes Korsel meminta Parlemen Indonesia untuk ikut mewujudkan perdamaian dan keamanan, serta persatuan di Semenanjung Korea. Kepada Akom, ia menegaskan satu bidang pengembangan kerja sama yang sangat diperlukan dari Parlemen Indonesia yaitu soal hubungan Korut dan Korsel. Hal ini karena selama 20 tahun Korsel berusaha agar Korut menghentikan uji coba nuklirnya untuk keamanan dunia. Hingga Januari 2016, Korut sudah melakukan uji coba nuklir sebanyak empat kali. Bahkan pada Februari 2016, Korut telah melakukan penembakan nuklir jarak jauh. "Korsel dan dunia internasional telah memahami bahwa Korut tidak memiliki keinginan untuk menghentikan uji coba nulirnya. Karenanya Korut tidak mau menanggapi permintaan dunia internasinal untuk ikut menjaga keamanan dunia," ujarnya.

Jadi, lanjutnya, satu-satunya cara untuk menghentikan Korut ini adalah dengan menekan mereka. "Korsel dan Indonesia harus bekerja sama dalam hal tersebut. Kami berharap pejabat tinggi Indonesia tidak melakukan lawatan official ke Korut," ucap Cho.

Selain membicarakan soal konflik di Semenanjung Korea, pertemuan ini juga membicarakan soal keinginan untuk peningkatan kerja sama antara Indonesia dan Korsel. Termasuk di antaranya soal kerja sama pembelian tiga kapal selam dan pesawat tempur milik Korsel dan Dubes Korsel meminta DPR untuk membantunya untuk meningkatkan hubungan bilateral kedua negara.

Akom mengatakan akan mendukung Cho untuk hal itu. "Intinya, tidak usah khawatir soal hubungan Indonesia dengan Korsel. Kita akan bantu Anda ke arah yang lebih baik," kata Akom. (*)