Anggota Komisi IV DPR RI I Made Urip mempertanyakan penguatan kelompok ternak rakyat dengan adanya pengurangan anggaran di Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian yang hanya menjadi Rp 1,7 triliun.
“Kalau melihat ini, bagaimana dengan SPR atau Sentra Peternakan Rakyat saudara ini. Bagaimana kiat Anda memacu pertumbuhan peternakan di daerah-daerah yang nyaris peternak-peternak hewan ini tidak terurus?” kata politikus Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini kepada Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat melakukan rapat kerja, Rabu, 5 Oktober 2016.
Made menanyakan kapan swasembada daging bisa tercapai kalau potensi kelompok-kelompok yang dimiliki rakyat tidak diberdayakan dan tidak diberikan insentif dalam penguatan modal. “Jadi apa instrumen Anda untuk melakukan penguatan terhadap kelompok-kelompok ternak rakyat ini?” ujar politikus dari Dapil Bali ini.
Salah satu program cukup bagus yang diluncurkan pada 2003 adalah program Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3). Program ini ada di tanaman pangan, perkebunan, peternakan, juga hortikultura, dan itu cukup menyentuh rakyat. “Itu adalah program prorakyat,” ucap Made.
Jadi, menurut Made, yang sangat konstruktif untuk menghidupkan ekonomi masyarakat di perdesaan, terutama di subsektor peternakan, sekarang adalah program LM3. “Itu sebenarnya instrumen yang cukup ampuh untuk meningkatkan produktivitas peternakan rakyat di tingkat daerah. Kalau sekarang ini kan tidak menukik ke bawah. Kapan swasembada ini bisa berhasil? Apalagi saat ini importasi tidak terkendali,” katanya. (*)