Tempo.Co

Kelompok Persahabatan Meksiko-Indonesia Dilantik
Jumat, 07 Oktober 2016
Parlemen Meksiko sangat antusias terhadap hubungan bilateral dengan Indonesia, termasuk di tingkat parlemen.

Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon mengucapkan selamat atas dilantiknya Kelompok Persahabatan Meksiko-Indonesia (Group de Amistad Meksiko–Indonesia) periode 2016-2018 di gedung Parlemen Meksiko pada 28 September 2016.

Hal ini disampaikan Fadli Zon di sela-sela kunjungan balasan (muhibah) DPR RI ke Meksiko pada 27-30 September 2016. Ikut hadir dalam kunjungan muhibah kali ini adalah anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Rieke Diah Pitaloka, Abdul Kharis Alamsyari dari Fraksi PKS, Dwi Aroem Hadiati dari Fraksi Partai Golkar, dan Syaiful Bahri Anshori dari Fraksi PKB.

Dalam kesempatan itu, delegasi DPR RI berkesempatan menyaksikan langsung pelantikan Group de Amistad Meksiko-Indonesia. Terpilih menjadi ketua adalah Dip. Lizaraga Figueroa Teresa de Jesus dari Partido Action Nasional (PAN), dengan komposisi anggota terdiri atas lima orang Diputado dari Partai PRI, dua orang dari PAN, satu orang dari Partai Morena, dan satu orang dari Partai PVEM. Berdasarkan catatan KBRI, Group de Amistad Meksiko-Indonesia sudah ada sejak 2001.

Fadli Zon mengatakan, dalam pertemuan delegasi DPR RI dengan Parlemen Meksiko yang diterima Wakil Ketua Parlemen Meksiko Maria Guadalupe, disampaikan bahwa parlemen Meksiko sangat antusias terhadap hubungan bilateral dengan Indonesia, termasuk di tingkat parlemen, sehingga perlu ada peningkatan kerja sama atau hubungan bilateral kedua negara. “Beliau menyambut hubungan parlemen Indonesia dan Meksiko dengan sangat antusias, karena melihat kedua negara cukup besar. Indonesia dengan jumlah voters ketiga terbesar di dunia. Begitu juga dengan Meksiko, sehingga hubungan kedua negara perlu ditingkatkan, termasuk hubungan antarparlemen, ” ujarnya.

Menurut pimpinan DPR Korpolkam ini, ada sejumlah kerja sama yang bisa dimaksimalkan antara Indonesia dan Meksiko, seperti perdagangan, pariwisata, pertanian, manufaktur, serta teknologi dan alat-alat kesehatan. Apalagi realisasi atau capaian Indonesia dari Meksiko di bidang perdagangan masih rendah atau jauh dari target yang ditetapkan.

Untuk sektor pariwisata, terjadi peningkatan angka kunjungan wisatawan Meksiko ke Indonesia, meski angka wisatawan Indonesia ke Meksiko masih kecil. “Kelebihan-kelebihan ini yang saya kira bisa disinkronkan. Apalagi Meksiko kan jendela atau pintu masuk ke Amerika Serikat. Jumlah penduduknya cukup signifikan, dan potensi ekonominya cukup besar dengan 120 juta penduduk,” kata Fadli. (*)