Tempo.Co

Menkeu Update Ekonomi Global ke Komisi XI DPR
Rabu, 12 Oktober 2016
Kenaikan suku bunga acuan The Fed berisiko terhadap nilai tukar rupiah dan perlu diwaspadai.

Dalam rapat kerja dengan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan tantangan global yang dapat mempengaruhi nilai tukar rupiah. Informasi yang didapatkan Menteri Keuangan dalam pertemuan tahunan dengan IMF dan Bank Dunia ini disampaikan pada rapat yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komasii XI Muhammad Prakosa tersebut.

“Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve) Janet Yallen memaparkan rencana kenaikan suku bunga acuan dalam waktu dekat. Pasalnya, kondisi perekonomian di Amerika Serikat dianggap telah cukup kuat. Kenaikan suku bunga acuan ini berisiko terhadap nilai tukar rupiah. Hal ini perlu diwaspadai. Kemungkinan kenaikan suku bunga akhir tahun ini dan tahun depan,” ungkap Menteri Sri dalam rapat kerja yang berlangsung di Komplek DPR, Senayan Jakarta, Rabu 12 Oktober 2016.

Penguatan nilai tukar rupiah sendiri saat ini, lanjut Sri Mulyani, didorong sentimen positif dari Program Pengampunan Pajak atau tax amnesty. “Sampai akhir September nilai tukar menguat hingga nilai tukar di bawah Rp 13 ribu per dolar AS,” jelasnya.

Lebih lanjut diterangkan oleh Sri Mulyani bahwa proyeksi perekonomian global diperkirakan IMF dan Bank Dunia tumbuh 3,1 persen hingga 3,4 persen. Namun, pertumbuhan ekonomi global tersebut dibayangi oleh risiko melemahnya ekspor impor. (*)