Tempo.Co

Ini Cara Meningkatkan Kunjungan Wisatawan
Sabtu, 15 Oktober 2016
Selama ini, anggaran pemasaran pariwisata di mancanegara sangat tinggi.

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Sutan Adil Hendra meminta Kementerian Pariwisata membenahi destinasi pariwisata dalam rangka meningkatkan kunjungan wisatawan, baik Nusantara maupun mancanegara. Jika destinasi sudah dibenahi, baru dilanjutkan dengan promosi atau pemasaran, sehingga destinasi pariwisatanya semakin dikenal.

Hal tersebut dikatakan Sutan seusai menjadi pembicara dalam acara Press Gathering Wartawan Koordinatoriat DPR RI, dengan tema “Melindungi Bali, Sebagai Destinasi Berkearifan Lokal” di Kuta, Bali, baru-baru ini. Hadir juga di acara ini Ketua DPR RI Ade Komarudin, Wakil Ketua DPR RI Agus Hermanto, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Fadel Muhammad, pejabat di lingkungan Setjen DPR RI, dan lebih dari 100 wartawan yang bertugas di DPR RI.

“Selama ini anggaran pemasaran pariwisata di mancanegara sangat tinggi. Hanya sepertiga anggaran untuk pemasaran Nusantara. Namun kita belum melihat bagaimana peningkatan kunjungan wisatawan dari promosi ini,” ujar Sutan.

Artinya, kata politikus F-Gerindra itu, promosi atau pemasaran yang dilakukan Kementerian Pariwisata dalam memasarkan pariwisata belum tepat. Menurut dia, langkah yang paling tepat adalah dengan membenahi dulu destinasi pariwisatanya, baru kemudian melakukan promosi besar-besaran di mancanegara.

Selain destinasi pariwisata, hal terpenting dalam meningkatkan kunjungan wisatawan adalah infrastruktur. Pasalnya, akses menuju destinasi pariwisata masih sangat memprihatinkan. Ia menyarankan, akses melalui bandara dimaksimalkan. Kemudian, kesiapan sumber daya manusia juga menjadi hal yang harus diperhatikan Kementerian Pariwisata. “SDM juga tak kalah penting. Sehingga kami mendorong Kemenpar membangun program studi pariwisata di berbagai universitas. SDM ini sangat menentukan kedatangan wisman dan wisnus,” kata Sutan.

Terkait pariwisata di Bali, politikus asal dapil Jambi itu yakin, walaupun tidak dipromosikan, Bali pasti sudah dikenal wisatawan dunia. Sehingga, ia berharap, 10 destinasi pariwisata prioritas dapat mengelola kearifan lokalnya seperti yang dilakukan Bali untuk menarik wisatawan. “Pariwisata menjadi solusi kita dari keterpurukan ekonomi. Kalau kita bicara sawit, migas, dan batu bara, ini akan habis. Jika pariwisata dibenahi dengan baik, devisa akan bertambah, pengangguran juga akan terserap,” ucap politikus yang akrab dipanggil SAH itu.

Dalam kesempatan tersebut, Asisten II Pemprov Bali, yang sekaligus Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Bali, I Ketut Wija mengatakan kunjungan wisatawan tahun ini per Agustus meningkat 19 persen dibanding tahun lalu. Ia memperkirakan, kunjungan wisatawan akan mencapai 4,5 juta pada September hingga Desember.

Adapun dalam setahun, ada 4 sampai 4,5 juta wisatawan asing yang berwisata ke Bali. Selain itu, ada 6 sampai 7 juta kunjungan wisatawan domestik. Kondisi ini jelas membutuhkan pelayanan yang memadai, sehingga mereka dapat merasakan nyamannya berwisata di Bali.

Ketut mengatakan Bali sebagai tujuan wisata wisatawan domestik dan internasional memiliki bandara yang kini kondisinya sudah sangat penuh jadwal penerbangannya. Jadi, untuk bisa lebih melayani para wisatawan yang jumlahnya berpotensi terus meningkat, pembangunan bandara baru di wilayah utara Pulau Bali sangat mendesak. “Jadi sudah sangat mendesak dibangun bandara baru di Bali guna menunjang Bandara Ngurah Rai. Dan lokasi yang tepat adalah di wilayah utara Pulau Bali agar pembangunan bisa merata, tidak melulu di wilayah selatan Bali yang sudah begitu pesat pembangunannya,” katanya. (*)