Tempo.Co

Legislator Berharap Pemerintah Bantu Korban Banjir Padang
Selasa, 18 Oktober 2016
Akibat jebolnya bendungan, ada sekitar 1.000 hektare lebih sawah di wilayah aliran irigasi dari bendungan ini yang terancam tidak dialiri air.

Anggota Komisi IV DPR Hermanto menyatakan pemerintah harus terjun langsung menyelamatkan korban banjir yang melanda Kota Padang, Sumatera Barat, akibat jebolnya tanggul Sungai Air Dingin, Kelurahan Balai Gadang dan Koto Panjang, Kecamatan Koto Tangah. Hal itu dia sampaikan saat kunjungan kerja spesifik Komisi IV DPR RI ke Provinsi Sumatera Barat, Jumat, 14 Oktober 2016.

Bendungan irigasi di Kelurahan Balai Gadang, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, jebol dihantam terjangan arus Batang Air Dingin yang mengganas akibat hujan lebat, Senin, 1 Agustus 2016. Bendungan sepanjang 70 meter itu jebol, sehingga tak lagi mampu mengairi sawah seluas 1.034 hektare di kawasan itu. “Air mulai tinggi sekitar pukul 15.00 WIB. Puncaknya sekitar pukul 16.09 WIB, terjangan air membuat bendungan jebol,” tutur Safaria, 38 tahun, penjaga pintu bendungan.

Menurut dia, banjir ini disebabkan oleh besarnya air akibat hujan lebat. “Volume besar membuat air meluap dan menghantam bendungan. Ada 40 meter panjang bendungan yang jebol,” katanya.

Akibat jebolnya bendungan, ada sekitar 1.000 hektare lebih sawah di wilayah aliran irigasi dari bendungan ini terancam tidak dialiri air. “Ini juga terancam panen, kondisi ini sudah dilaporkan kepada pemerintah untuk dibangun lagi,” ucap Safaria.

Lebih lanjut, Hermanto meminta pemerintah melakukan berbagai langkah guna menyelamatkan daerah aliran sungai. “Pemerintah melalui kementerian harus mengalokasikan anggaran, mulai penelitian hingga upaya pemulihan kembali fungsi aliran sungai ini. Kalau hal ini terlambat dilakukan, akan merugikan lingkungan, khususnya para petani, yang semestinya bisa memanfaatkan air sungai  ini sebagai sumber mata pencarian,” kata legislator asal Sumatera Barat ini. (*)