Tim Kunjungan Kerja Spesifik Panitia Kerja Sarana dan Prasarana Pendidikan Dasar dan Menengah (Sarpras Dikdasmen) Komisi X DPR RI yang dipimpin Abdul Fikri meninjau sarana dan prasarana di SMPN 22 Pontianak dan SMKN 1 Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat, 21 Oktober 2016. “Ada 1,3 juta ruang kelas yang rusak total, rusak berat, dan sedang di seluruh Indonesia. Tim Kunker Panja Sarpras Dikdasmen ini dibentuk untuk melihat di lapangan seberapa serius kerusakan tersebut,” kata Fikri.
Tim Komisi X mendapatkan beberapa temuan kerusakan berat, terutama di atap kelas ruang yang bocor, jalan lantai koridor yang miring, tembok yang retak, dan beberapa konstruksi bangunan yang sudah memprihatinkan.
“Ada 24 rombongan belajar dengan 14 ruang. Ternyata fisik masih bagus tapi konstruksinya yang sudah tidak bagus dan memprihatinkan. Sudah 30 tahun belum ada peremajaan mebel. Contohnya kursi siswa yang sudah goyang dimakan rayap, dan kursi yang beraneka ragam yang merupakan sumbangan dari wali murid,” ucap Fikri.
Menurut dia, bangunan SMKN 1 Pontianak yang dibangun pada 1986 hingga saat ini belum ada peremajaan, termasuk laboratorium komputer yang komputernya masih menggunakan Pentium 1 dan 2. Selain itu, laboratorium bahasa yang dibangun pada 1990 menggunakan kaset sudah tidak bisa digunakan.
Data yang diperoleh Panja Sarpras Dikdasmen ini akan disampaikan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kewenangan SMK/ SMA diserahkan ke provinsi, jadi secepatnya hal ini harus segera diselesaikan secara administrasi, serta P2D (Penyerahan Perlengkapan dan Dokumentasi) harus rampung pada akhir tahun ini. (*)