Melihat kondisi ekonomi dan turunnya harga minyak dunia, Komisi VIII DPR RI memperjuangkan komponen biaya penerbangan ibadah haji 2016 agar lebih murah. Panitia Kerja (Panja) Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) menggelar rapat dengar pendapat umum dengan Dirut PT. Garuda Indonesia dan General Manager PT. Saudi Arabian Airlines membicarakan komponen biaya penerbangan jamaah haji, pelayanan, dan strategi mengatasi berbagai masalah terkait penerbangan haji.
“Terkait harga tiket penerbangan dari Garuda Indonesia menawarkan harga USD 1953 per jamaah. Setelah rapat dengan Komisi VIII pada Kamis 14 April 2016, mereka menurunkan USD 8 dengan efisiensi pada embarkasi Jakarta dan Solo. Jadi tawaran akhir mereka rata-rata adalah USD 1945,” ungkap Ketua Komisi VIII Saleh Partaonan Daulay
Lebih lanjut Saleh mengungkapkan bila Saudi Airlines menawarkan rata-rata USD 1877. Perbedaan penawaran itu dikarenakan perbedaan embarkasi dimana Saudi lebih banyak menerbangkan jamaah dari embarkasi yang ada di wilayah barat. Artinya, jarak tempuhnya juga lebih dekat. Selain itu, fuel price (harga avtur) bagi Saudi Airline lebih murah karena mereka membelinya di Saudi dimana harganya memang sedikit lebih murah dari tempat lain.
“Saat ini Komisi VIII masih belum puas dengan penawaran tersebut. Apalagi, harga minyak dunia yang jauh turun jika dibandingkan dengan tahun lalu. Tahun lalu, harga avtur sebesar USD 65, sementara saat ini rata-rata pada kisaran USD 38-42. Mestinya, tiket penerbangan yang ditawarkan bisa lebih murah. Komisi VIII berharap tiket pesawat bisa berada di bawah USD 1900 per jamaah,” tegas Saleh Partaonan.
Hasil rapat tersebut selanjutnya akan dijadikan sebagai catatan untuk rapat berikutnya dengan Kementerian Agama RI. Dalam pandangan Komisi VIII, masih ada peluang penurunan harga tiket pesawat jika ada perubahan kebijakan dari Kementerian Agama terkait dari asumsi kurs rupiah. Tren penguatan rupiah diyakini masih sangat mempengaruhi besaran harga tiket pesawat dan juga besaran BPIH secara keseluruhan untuk tahun 2016 ini.
“Pada waktu awal pembahasan BPIH, kurs Dollar masih ada pada posisi sekitar Rp 13.900. Hari ini, sudah pada posisi Rp 13.250, bahkan sudah menyentuh sampai Rp 13.150. Jika tren penguatan rupiah terus berlanjut, kurs Dollar bisa berada di bawah Rp 13.000 maka BPIH masih sangat potensial biaa diturunkan,” tutur Saleh.
Sebagai perbandingan, pada 2015 lalu rata-rata harga tiket untuk Garuda Indonesia dan Saudi Airline adalah USD 2146 per jamaah. Sebetulnya sudah ada penurunan harga tiket untuk 2016 tetapi belum sebanding dengan penurunan harga avtur yang hampir mencapai 50 persen. (*)