Tempo.Co

Komisi V DPR: Bandara Muara Bungo Buka Keterisoliran
Sabtu, 29 Oktober 2016
Bandar Udara Muara Bungo diharapkan dapat membuka keterisoliran masyarakat dan pemerintah daerah di wilayah Sumatera bagian tengah.

“Bandara Muara Bungo ini adalah salah satu bandara yang dihadirkan untuk sebuah kabupaten. Keberadaannya setelah dimulai penerbangan pertama pada 2012, kemudian diganti kembali pada 2016, mendapat apresiasi dan minat masyarakat yang luar biasa untuk menggunakan bandara ini,” jelas Wakil Ketua Komisi V DPR Yudi Widiana Adia saat Tim Kunspek Komisi V DPR bersama Bupati Bungo dan jajaran Kemenhub melakukan peninjauan ke Bandara Muara Bungo, Kab. Bungo, Provinsi Jambi, Kamis 27 Oktober 2016.

Lebih lanjut, Yudi menambahkan, dengan keberadaan bandara ini, DPR menginginkan investasi yang sudah tertanam di bandara bisa terselesaikan dengan cepat dan bisa dioperasionalkan secara maksimal. “Dalam arti penerbangannya sudah bisa ekonomis setiap hari dengan tentunya destinasi yang beragam,”terang Yudi.

Dengan adanya bandara ini, ungkap Yudi, bisa memicu pertumbuhan ekonomi. “Dan setelah ada pertumbuhan, perlu juga dilipat gandakan lagi dengan beberapa kegiatan sosial ekonomi yang bisa memicu kembali masyarakat untuk datang ke Muara Bungo dan daerah sekitarnya,” harapnya. Komitmen pemerintah daerah dilihat Yudi sudah terlihat, tinggal bagaimana pemerintah pusat yang menerima aset yang sudah dilimpahkan bisa menjawab langkah-langkah yang lebih cepat lagi agar bandara ini bisa beroperasi seperti bandara-bandara lainnya.

Sementara itu, Bupati Bungo Mashuri atas nama pemerintah Kabupaten Bungo menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pimpinan dan anggota komisi V DPR yang telah berkunjung ke kabupaten Bungo beserta pihak kementerian perhubungan.  “Dengan hadirnya para pemangku kepentingan ini, mungkin akan memperlancar pembangunan bandara yang ada di kabupaten bungo ini,” harapnya.

Bandara Muara Bungo saat ini terus dilakukan perluasan baik bangunan maupun perpanjangan runway. Saat ini runway bandara dengan panjang 1.800 meter sudah bisa mengakomodir pesawat berbadan besar Boing 737 serie 500. Sementara aktivitas pesawat baru empat kali dalam seminggu dan dilayani hanya oleh satu masakapai penerbangan. (*)