Tempo.Co

Anugerah Pahlawan Nasional untuk Soeharto dan Gus Dur
Jumat, 11 November 2016
Selama masa pemerintahannya, Soeharto dikenal sebagai Bapak Pembangunan Republik Indonesia. Sementara Gus Dur membuka kesempatan pertunjukan budaya Cina tampil di publik Indonesia.

Ketua DPR RI Ade Komarudin menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada Presiden ke-2 RI Soeharto dan Presiden ke-4 RI KH. Abdurrahman Wahid. Menurut Akom, kedua tokoh bangsa ini adalah orang-orang yang berjasa. Namun, terlepas dari sisi kontroversinya yang berkembang di masyarakat, Akom meyakini Soeharto dan Gus Dur memiliki jasa yang banyak bagi bangsa Indonesia.

“Kita jangan lihat sisi kelemahannya, kita juga harus lihat sisi kehebatannya untuk bangsa ini, dan dua tokoh ini adalah orang yang berjasa untuk republik ini. Namun kewenangan itu tidak pada kami. Saya selaku pimpinan DPR hanya bisa merekomendasikan,” tuturnya di Kompleks Parlemen, Kamis, 10 November 2016.

Selama masa pemerintahannya, Soeharto membangun infrastruktur di Indonesia sehingga dikenal sebagai Bapak Pembangunan Republik Indonesia. Sementara itu, Gus Dur dikenal sebagai presiden yang membuka kesempatan bagi pertunjukan budaya Cina untuk tampil di hadapan publik. Pada masanya, Imlek ditetapkan sebagai hari libur nasional sekaligus mengakui Khong Hu Cu (Konfusianisme) sebagai agama resmi negara. Gus Dur juga mengganti nama provinsi Irian Jaya menjadi Papua. (*)