Tempo.Co

Komisi IV Tinjau Stok Beras Bulog Riau
Rabu, 16 November 2016
Komisi IV melakukan inspeksi ke berbagai tempat. Salah satunya gudang Bulog Divre Riau.

Setelah menetapkan anggaran dan undang-undang di DPR, pada masa reses persidangan ini Komisi IV melakukan kunjungan kerja untuk melihat seperti apa pelaksanaannya di lapangan. Salah satu tempat yang dikunjungi adalah gudang Bulog Divisi Regional Riau dan Kepulauan Riau.

“Bulog diberi amanat anggaran untuk mengelola dan membeli beras rakyat, juga mengelola raskin. Sepenuhnya dari anggaran itu diupayakan semaksimal mungkin agar Bulog membeli beras dari petani dan mengalokasikan untuk kepentingan raskin,” ucap anggota Komisi IV Hermanto, saat meninjau gudang Bulog Divre Riau di Pekanbaru, baru-baru ini.

Menurut dia, hal tersebut merupakan bagian dari Undang-Undang Pangan, di mana di dalamnya terdapat klausul yang menyebutkan bahwa pemerintah sekuat mungkin memenuhi kebutuhan pangan di dalam negeri, yang berasal dari produk-produk-produk petani dalam negeri, dan sekuat mungkin tidak melakukan impor. “Namun kita masih mendengar dari pihak Bulog bahwa masih ada sebagian dari beras yang ada berasal dari impor. Harapan kita ke depannya impor ini dikurangi,” ujarnya.

Berdasarkan pantauan langsung Komisi IV DPR di lapangan, untuk kebutuhan raskin di Riau selama kurun waktu lebih-kurang 3 bulan ke depan, stok yang ada sudah mencukupi.

Selain itu, Komisi IV melakukan inspeksi ke berbagai tempat. Salah satunya gudang Bulog Divre Riau. Hal itu dilakukan untuk melihat stok persediaan sekaligus melakukan inspeksi terhadap ukuran berat beras tersebut, apakah sesuai dengan berat yang tercantum dalam kemasannya.

“Semuanya sudah cukup bagus, dan kita melihat persediaan yang ada sudah memadai. Termasuk juga dalam antisipasi bila terjadi musim hujan stok beras ini masih cukup untuk kebutuhan konsumsi masyarakat,” ujar anggota Komisi IV DPR Sjachrani Mataja.

Menurut dia, yang penting adalah apakah Bulog masih melakukan impor beras atau tidak. Sebab, apabila masih terdapat impor, hal itu berarti belum menyerap seluruhnya hasil panen para petani. Sementara yang diharapkan adalah agar hasil panen petani itu bisa diserap Bulog, sehingga petani akan terus bergairah memproduksi padi dalam rangka mencukupi kebutuhan pangan.

“Mudah-mudahan Bulog sudah sesuai dengan perannya serta dukungan dari Komisi IV, yakni bisa mengayomi pangan, terutama beras. Saya berharap Direksi Bulog dan jajarannya tidak hanya satu daerah saja yang bagus, tapi semua daerah di Indonesia juga bisa terayomi,” ucap politikus Fraksi Gerindra tersebut.

Sebenarnya Riau tidak memiliki lumbung padi yang besar. Karena itu, harus ada langkah-langkah strategis untuk bisa mencukupi kebutuhan di Provinsi Riau. (*)