Tempo.Co

DPR Nyatakan Perang Pada Nakoba, Teroris, Korupsi
Kamis, 31 Maret 2016
segala macam aksi teror di Indonesia akan ditindak dengan undang-undang yang berlaku.

Ketua DPR-RI Ade Komarudin (Akom) menyampaikan kepada Pimpinan Delegasi Kongres Amerika Serikat Urusan Luar Negeri Matt Salmon bahwa Indonesia saat ini sedang serius memerangi masalah terorisme, korupsi, dan narkoba.

"Jadi kami akan melakukan ini. Kami menyatakan perang pada tiga hal ini," ujar Akom, saat menerima kunjungan Congressional Delegation (CODEL) Amerika Serikat di Ruang Tamu Ketua DPR RI, Gedung Nusantara III, Selasa, 29 Maret 2016.  Dalam pertemuan bilateral ini Matt Salmon didampingi dua anggota Parlemen AS yaitu Rep. Cynthya Lummis dan Rep. Scott Dea Jarlais. Sementara Akom didampingi Ketua Komisi I Mahfuz Sidik (F-PKS) dan Wakil Ketua BKSAP Syaifullah Tamliha (F-PPP), serta Sekretaris Jenderal DPR Winantuningtyastiti.

Akom menegaskan, segala macam aksi teror di Indonesia akan ditindak dengan undang-undang yang berlaku. Ia menceritakan, saat ini aparat keamanan Indonesia, Polri dibantu TNI, sedang melakukan pengejaran dan penindakan pada kelompok teroris jaringan Santoso di Poso. "Sekarang kami sedang perang pada terorisme di Poso. Kami memerangi Santoso, mengejarnya sampai di belantara hutan. Semua aksi terorisme akan kami berikan hukuman dengan undang-undang yang ada," ucapnya. 

Politisi dari Fraksi Partai Golkar ini juga memaparkan jika saat ini DPR sedang merevisi Undang-Undang Terorisme. Revisi ini dilakukan agar cikal-bakal aksi teror berupa paham radikalisme yang anti pada keberagaman dapat dicegah. "Jika pada langkah awal revisi Undang-Undang Pemberantasan Terorisme berjalan dengan baik, kerja sama selanjutnya akan berjalan dengan baik. Nanti Komisi I di bawah pimpinan Pak Mahfuz, itu dijadikan program utama. Kita sama-sama memberantas terorisme di muka bumi," papar Akom. Dalam forum ini AS dan Indonesia memiliki komitmen yang sama untuk memberantas terorisme.

Mantan Ketua PB HMI Periode  1993-1998 ini juga menjelaskan, meskipun ada sedikit aksi terorisme di Indonesia, namun kultur asli masyarakat Indonesia sangat toleran pada keberagaman agama ataupun suku. Akom memberi contoh misalnya pembangunan rumah ibadah yang berdampingan antara masjid, gereja, pura, dan wihara, yang banyak terdapat di daerah-daerah di Indonesia.

Dalam perbincangan itu, Matt Salmon menyampaikan penangkalan terorisme bisa dimulai dengan penegakan hukum yang tegas. Menurut dia, radikalisme sebagai awal dari terorisme dan penolakan terhadap radikalisme sudah dilakukan secara serius di Negara Bagian AS Arizona.  (*)