Saat audiensi dengan DPRD Kabupaten Sintang, Wakil Ketua Komisi V DPR RI Lasarus menegaskan pembangunan Bandara Tebelian, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, harus terus dipacu. Menurut dia, penambahan landasan pacu hingga 2.500 meter diharapkan dapat digunakan untuk pendaratan jenis pesawat berukuran besar, sehingga lalu lintas penerbangan dari dan ke Kabupaten Sintang menjadi lebih efektif.
“Paling tidak, bisa sehari sekali penerbangan langsung ke Jakarta. Ini juga sangat membantu masyarakat, karena letak kabupaten yang berbatasan langsung dengan Malaysia,” ujar Lasarus pada audiensi di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin, 21 November 2016.
Selain mempersingkat jarak tempuh, kata Lasarus, keberadaan Bandara Tebelian dinilai memiliki dampak yang cukup signifikan dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat. Termasuk mengurangi biaya logistik dan transportasi masyarakat Sintang. “Tidak hanya untuk perpindahan barang dan orang, tapi juga bisa memangkas biaya transportasi masyarakat Sintang yang ingin melakukan penerbangan ke tempat lain,” katanya.
Di sisi lain, Lasarus juga mendorong keseriusan Pemerintah Kabupaten Sintang dalam melakukan pembebasan lahan yang menjadi ranah pemerintah daerah. Pasalnya, pembebasan lahan baru terlaksana seluas 187 hektare. Padahal, dengan lahan seluas itu, tidak memungkinkan untuk menambah landasan pacu pesawat hingga 2.500 meter.
“Bupati menyampaikan akan menyiapkan lahan seluas 525 hektare. Harapan kami, pembahasan lahan tersebut segera diselesaikan, karena semakin lama nanti harganya semakin naik. Ini bisa menjadi persoalan tersendiri di kemudian hari,” ucap politikus dari Dapil Kalimantan Barat itu.
Pembangunan bandara yang menggantikan Bandara Susilo ini ditargetkan rampung pada awal tahun depan sehingga bisa diresmikan pada Februari 2017, bersamaan dengan 14 bandara lain. Saat ini, landasan pacu pesawat yang sudah terbangun sepanjang 1.650 meter. Adapun pembiayaan pembangunan bandara ini bersumber dari APBN, APBD Provinsi, serta APBD Kabupaten.