Tempo.Co

Indonesia Bicara Perdamaian Asia dalam Sidang APA ke-9
Rabu, 30 November 2016
Indonesia menilai, saat ini tidak ada satu negara pun di dunia yang kebal terhadap aksi terorisme dan radikalisme.

Sidang Parlemen Asia atau Asian Parliamentary Assembly (APA) ke-9 Plennary Session, di Siem Reap, Kamboja, menjadi wadah bagi negara-negara Asia menyampaikan pandangan tentang isu di kawasan Asia. Dalam sesi General Debate dalam Sidang Pleno ke-9 APA, Selasa, 29 Desember 2016, delegasi Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR Dave Akbarshah Fikarno menyampaikan isu radikalisme dan terorisme. Indonesia menilai, saat ini tidak ada satu negara pun di dunia yang kebal terhadap aksi terorisme dan radikalisme. Secara kolektif, Asia dan Pasifik perlu mengatasi radikalisme dan terorisme di dalam negeri ataupun tingkat regional.

“Dan kunci untuk menjaga kedamaian itu adalah hubungan yang baik melalui dialog yang konstruktif, mendorong pluralisme, dan saling menghormati terhadap integritas teritorial serta kedaulatan," kata Dave.

Dalam menjaga perdamaian, negara-negara berkembang harus memainkan peran yang lebih besar serta menghormati penegakan hukum. Sebagai salah satu negara dengan demokrasi dan jumlah populasi muslim terbesar, Indonesia siap menjadi kekuatan pendorong bagi perdamaian.

Menurut Dave, Asia juga harus bisa mengelola konflik, misalnya memelihara perdamaian di laut Cina Selatan dan Semenanjung Korea. Asia juga tidak menjadi arena perebutan kekuasaan oleh negara-negara besar," ujarnya.

Situasi damai sangat diperlukan, terlebih berkaitan dengan pembangunan berkelanjutan yang sesuai dengan agenda SDGs. Agenda SDGs, yaitu memerangi dan penanggulangan kemiskinan, penegakan HAM, memberikan perhatian pada hubungan sosial dan ekonomi, serta perlindungan terhadap lingkungan.

Pada akhirnya, Dave berharap Sidang APA menciptakan persatuan di kawasan Asia secara efektif untuk menghadapi rintangan dengan saling memperkuat dalam menjaga perdamaian dan stabilitas politik di kawasan ini.

"Saya yakin kerja sama ini dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dan berarti seperti yang diharapkan," tuturnya.

Sidang APA resmi dibuka pada Senin, 28 November 2016. Pembukan Sidang APA bertema "Promoting Peace and Suistainable Development in Asia". Acara ini dihadiri delegasi 25 parlemen dari 42 anggota. Rencananya, Sidang APA berlangsung hingga 2 Desember 2016.

Dalam pembukaan, ada sejumlah sambutan yang disampaikan, di antaranya dari Wakil Kedua Parlemen Kamboja Dr Nguon Nhel, Sekjen APA Muhammad Reza, Perdana Menteri Kerajaan Kamboja Samdech Akka Moha Sena Padei Techo HUN Sen, Ketua Senat Kerajaan Kamboja Samdech Vibol Sena Pheakdei SAY Chhum, dan terakhir oleh Ketua Parlemen Kerajaan Kamboja yang juga Presiden APA Samdech Akka Moha Ponhea Chakrei HENG Samrin.

Delegasi Parlemen Indonesia dalam Sidang APA kali ini dipimpin Wakil Ketua BKSAP Juliardi P. Batubara serta anggota BKSAP, Dave Akbarshah Fikarno dari Fraksi Golkar, Sartono dari Fraksi Demokrat, Jon Erizal dari Fraksi PAN, dan M. Arief Suditomo dari Fraksi Hanura. (*)