Tempo.Co

Komisi VIII Kunjungi Panti Sosial di Kupang
Senin, 10 April 2017
Anak-anak dan remaja di panti sosial Kupang diharapkan bisa mengangkat martabat dirinya sendiri.

Anggota Komisi VIII, Itet Tridjajati Sumarijanto, menilai pendidikan keterampilan yang dilakukan di Panti Sosial Bina Remaja (PSRB) dan Panti Sosial Bina Remaja Runggu Wicara (PSBRW), Kupang, Nusa Tenggara Barat, seperti keterampilan di bidang otomotif, jahit, dan musik harus ada tindaklanjutnya. Pemerintah daerah setempat yang membina remaja panti sosial harus bisa bersinergi dengan pihak lain, seperti perusahan besar ataupun kecil, yang bisa menyalurkan bakat dan keahlian mereka.

"Hal itu bertujuan agar anak-anak dan remaja di panti sosial bisa mengangkat martabat dirinya sendiri, menjadi manusia yang produktif terhadap ekonomi, dan bukan menjadi beban pemerintah atau negara,” ujarnya saat melakukan pertemuan dengan berbagai pemangku kepentingan, Kepala PSBRW Efata Kupang Dardi, Kepala Dinas Sosial Welem Foni, Kepala PSBR Kupang Geraldo Apat, dan siswa binaan PSBR Effata, Kupang, NTT, Kamis, 6 April 2017.

Lebih lanjut, politikus PDI Perjuangan ini berharap pemerintah bisa membantu mengembangkan bakat kreatif para remaja binaan panti sosial dengan membebaskan biaya sekolah kejuruan. "Dengan belajar di sekolah kejuruan, bakat yang mereka punya bisa lebih dimaksimalkan dan dapat menghasilkan kreativitas seni yang lebih baik saat lulus nanti,” ucapnya.

Jumlah keseluruhan yang menerima manfaat 2016, yang sudah terlayani kebutuhannya, sebanyak 449 orang. Tim kunjungan spesifik Komisi VIII meninjau langsung kegiatan para remaja di panti sosial sambil berbincang dan menyerap aspirasi. PSBR Naibonat, Kupang, mempunyai visi dan misi mewujudkan citra dan kreativitas berkarya bagi remaja menuju kemandirian dan kesetaraan.

Sedangkan misinya, menciptakan lingkungan panti yang asri, aman, sehat, ramah, dan indah serta religius serta meningkatkan kualitas pelayanan dan rehabilitasi sosial remaja putus sekolah terlantar. Selain itu, meningkatkan profesionalisme, etos kerja, dan moral pelayanan yang mengakar pada profesi pekerjaan sosial.

Tim kunjungan spesifik Komisi VIII terdiri atas Sodik Mudjahid (Fraksi Gerindra) sebagai ketua, serta Itet Tridjajati Sumarijanto (Fraksi PDI Perjuangan), Deding Ishak (Fraksi Golkar), Khatibul Umam Wiranu (Fraksi Demokrat), Kuswiyanto(Fraksi PAN), dan Achmad Mustaqim (Fraksi PPP). (*)