“Kalau hanya menjadi tempat bertanya, anak didik sudah punya tempat lain yang lebih akrab dengan mereka. Mereka bisa dapat informasi dan pengetahuan dari handphone, yang di dalamnya ada aplikasi yang bisa ditanya macam-macam,” ujar Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah saat menerima Serikat Pekerja Guru Turki di ruang kerjanya di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 10 April 2017.
Menurut Fahri, akses pengetahuan dan informasi yang mudah didapat itu menjadi tantangan bagi dunia pendidikan. Peran guru sebagai pendidik dituntut bisa menjawab perkembangan tersebut. Fahri mengungkapkan pembangunan karakter menjadi tantangan dunia pendidikan di era digital, yang terus berkembang cepat dan semakin canggih.
Fahri menambahkan, yang tidak bisa didapatkan dari handphone adalah karakter. “Karakter satu bangsa akan menentukan kemajuan negara. Karakter bangsa bermula dari apa yang diajarkan kepada anak didik. Ajaran tentang karakter yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia menjadi tanggung jawab guru dalam konteks pendidikan formal. Kurikulum pendidikan yang berkepribadian dalam kebudayaan menjadi karakter kolektif bangsa,” ujarnya.
Dalam pertemuan dan diskusi yang juga melibatkan PGRI itu sempat menyinggung tentang pendidikan Islam modern. Fahri menyatakan dukungan kerja sama antara Indonesia dan Turki untuk menukar gagasan dan ide tentang pendidikan Islam moderat.
Adapun delegasi Serikat Pekerja Guru Turki yang menemui Fahri adalah Ramazan Çak?rc?, Vice President bidang organisasi dan hubungan internasional; ?ükrü Koluk?sa, Vice President bidang media dan komunikasi; serta Gazi Do?an, Koordinator Hubungan Internasional. (*)