Dipimpin Inas Nasrullah Zubir, Komisi VI DPR menggelar rapat dengar pendapat (RDP) dengan Direktur Utama Pertamina Elia Massa Manik dan Deputi Bidang Usaha Energi Logistik Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Adapun agenda RDP yang diselenggarakan pada Rabu, 12 April 2017, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta ini, adalah perkenalan Dirut Pertamina yang baru serta pemaparan visi dan misi dirut dalam tata kelola.
Di awal rapat, Wakil Ketua Komisi VI Azam Azman Natawijana mempertanyakan tindak lanjut rapat pada 23 Februari lalu. Waktu itu, Pertamina masih dipimpin pelaksana tugas dirut, Yenni Andayani. “Komisi VI meminta dokumen-dokumen, tapi sudah 66 hari kerja hingga rapat saat ini, dokumen tersebut belum diserahkan kepada Komisi VI.
Padahal, dalam peraturan tata tertib DPR yang diatur dalam Undang-Undang MD3, keputusan rapat kerja komisi atau rapat kerja gabungan komisi bersifat mengikat antara DPR dengan pemerintah. Dalam tanggapannya, Elia yang mengaku lulusan ITB dan Asian Institute of Management di Manila ini meminta waktu terkait dengan dokumen yang dimaksud.
Dalam RDP, anggota Komisi VI, Nyat Kadir, meminta penjelasan mengenai rencana pengelolaan energi terbarukan. Terkait dengan hal itu, Elia mengungkapkan harus membaca arah masa depan. “Tidak hanya terbatas energi terbarukan, tapi juga energi baru dan terbarukan. Pertamina hadir sebagai bagian dari pemerintah untuk menghasilkan energi yang kompetitif karena energi dominan sekali mempengaruhi ekonomi,” ucapnya. Elia menjelaskan, untuk pembaharuan teknologi, bisa mencontoh negara lain, misalnya Jepang, yang sudah banyak menggunakan teknologi hybrid.
Anggota Komisi VI, Roy Suryo, yang baru kembali bergabung mengungkapkan pendapatnya terkait dengan promosi Pertamina. “Pertamina buang-buang dana untuk investasi promosi yang salah. Akibatnya, Rio berhenti dari ajang Formula 1. Ke depan, kalau ingin promosi dan pencitraan, lakukanlah dengan benar. Dengan keberadaan Pak Elia, kami harap Pertamina bisa menjadi lebih baik lagi,” ujarnya.
Komisi VI pun meminta data detail tentang usaha keseluruhan Pertamina. “Yang ingin kami sampaikan, Pertamina sudah holding, tapi kami ingin menata ulang. Ada 132 anak atau cucu perusahaaan dan akan kami regrouping. Data secara detail akan kami sediakan,” kata Elia. (*)