Ketua DPR Setya Novanto mengaku tidak pernah puas dengan kinerja Badan Keahlian Dewan (BKD) karena selalu teoritis sehingga tidak bisa dipakai. Dia berharap ada jalan keluarnya dan meminta para peneliti tidak berkecil hati.
Demikian ditegaskan Setya dalam pertemuan dengan Kepala Badan Keahlian DPR Johnson Rajagukguk bersama para kepala pusat dan staf di Ruang KK I Gedung Nusantara, Kamis, 20 April 2017.
Menurut Setya, banyak kajian ilmiah yang dibuat, tapi tidak melihat kenyataan dan perkembangan yang terjadi. Karena itu, kata dia, harus ada strategi yang dilakukan, seperti mengetahui data-data dari departemen atau instansi. Misalnya, kajian soal energi, datanya kuat, ditangani komisi berapa, dan departemen apa. Artinya, ada substansi data, bukan hanya teori. “Kalau saya sampaikan teori, orang yang mendengar pidato atau paparan langsung tidur. Berarti, BKD harus kerja sama dengan komisi-komisi dan melihat kenyataan dan data-data. BKD harus tanggap dengan dinamika dan peristiwa serta dengan cepat membuat kajiannya,” katanya.
Pimpinan DPR dari Fraksi Golkar ini juga ingin ada evaluasi. Dia mencontohkan, berkaitan dengan Pusat Kajian Anggaran, setiap muncul acara bersama presiden, bisa dipresentasikan dari masalah pertumbuhan ekonomi 5,2 persen, termasuk 4 terbesar di dunia, defisit anggaran, inflasi, pertumbuhan ekonomi, pengangguran, sampai kajian visi negara kesejahteraan dari tahun 2025, 2035, hingga visi 2045.“Saya kagum. DPR yang mengeluarkan undang-undang, menyusun anggaran, dan melakukan pengawasan, malah presiden yang memiliki data luar biasa. Saya tekankan BKD buat kajian masalah undang-undang, bagaimana evaluasinya, serta kenapa sering digugat dan kalah di MK (Mahkamah Konstitusi),” ujarnya.
Setya menambahkan, sebenarnya Pimpinan DPR tidak perlu berpikir lagi ketika dukungan keahliannya kuat. Karena itu, bersama pimpinan lain, dia berjanji akan mendukung penuh penguatan BKD karena kinerja DPR ditunggu rakyat. “Pimpinan DPR mendukung BKD makin diperkuat, baik sarana dan prasarana maupun anggaran yang diperlukan. Saya sudah panggil Sekjen DPR dan meminta dibantu betul. Sebab, BKD merupakan embrio. Coba para kepala pusat buat gebrakan,” ucapnya.
Kepala BKD Johnson Rajagukguk menjelaskan, dalam waktu dekat, BKD akan membentuk kelompok pakar yang nanti bisa memberikan dukungan sekaligus membimbing pegawai yang masih muda. Pihaknya sudah hubungi Prof Bomer Pasaribu, dan bersedia berbagi ilmu kepada para tenaga ahli DPR. Kerja sama juga dilakukan dengan beberapa universitas di Indonesia. Hari ini, BKD melakukan kerja sama dengan Kedutaan Besar Belanda dan akan mengirim 14 tenaga ke Negara Kincir Angin tersebut untuk belajar teknik perundang-undangan dan menyusun norma undang-undang. (*)