Tempo.Co

Rekonsiliasi, Dubes Libya Meminta Campur Tangan DPR
Rabu, 26 April 2017
DPR bisa ikut berperan dalam proses perundingan ataupun dialog dari dua pihak yang berseteru.

Wakil Ketua DPR Fadli Zon menerima kunjungan Duta Besar Libya untuk Indonesia, Sadegh M.O. Bensadegh, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 26 April 2017. Pada awal pertemuan, Sadegh menjelaskan perspektif terkait dengan pemilihan kepala daerah DKI Jakarta. "Yang paling penting adalah melayani Jakarta," ujarnya. Fadli sepaham dengan pemikiran Sadegh. Dia menyebutkan Jakarta adalah wilayah pusat yang diisi beragam budaya dan perbedaan.

Dalam pertemuan tersebut, dua tokoh yang mewakili negara masing-masing itu berdiskusi lebih mendalam tentang hubungan politik kedua negara. "Setelah terjadi perubahan dari rezim Khadafi, kondisi politik Libya belum stabil, baik secara politik dan keamanan. Sadegh menyampaikan keinginan agar parlemen Indonesia ikut andil dalam proses negosiasi dan rekonsiliasi di Libya," kata Fadli.

Menurut Fadli, Sadegh melihat Indonesia sebagai negara muslim terbesar dan berdemokrasi sehingga dianggap mampu memberikan bantuan. "Mereka berharap DPR mengundang Presiden State Council Libya untuk membicarakan kondisi Libya. Indonesia, khususnya DPR, bisa ikut berperan dalam proses perundingan ataupun dialog dari dua pihak yang berseteru. Proses rekonsiliasi di Libya belum tuntas," ucapnya.

Menanggapi permintaan Dubes Libya, menurut Fadli, DPR mempunyai Parliamentary Diplomacy akan segera merespons. "Kami akan segera mengirim surat undangan terkait dengan hal ini," katanya. (*)