Anggota Komisi XI DPR RI F-PDI Perjuangan Michael Jeno menilai kinerja Pelabuhan Batu Ampar di Batam harus ditingkatkan. Pasalnya peran bea cukai di Pelabuhan Batu Ampar ini masih banyak yang perlu ditingkatkan.
“Peran bea cukai di Pelabuhan Batu Ampar di sini masih banyak yang harus diperbaiki lagi seperti alat gama ray itu kan untuk melakukan pemeriksaan terhadap container, jadi kontainer tinggal lewat jalur x-ray dan terlihat bawaan kontainer tersebut. Tetapi yang terjadi yang kita lihat fakta di lapangan ini performance yang luar biasa jelek. Alatnya yang tidak dipakai, artinya container tidak melewati jalur pemeriksaan dengan sistem X-ray tersebut,“ ujar Jeno saat Tim Kunjungan Spesifik Komisi XI mengunjungi Pelabuhan Batu Ampar di Batam, Jumat (21/4/2017)
“Waktu tadi kita diskusi bea cukainya juga kebingungan menjelaskannya. Di satu sisi alat equipment-nya dikelola oleh Badan Pengusaha (BP) Batam, seharusnya alat tersebut yang mengelola dari pihak beacukai,“ ia menambahkan.
Menurut Jeno, dalam waktu dekat Komisi XI akan berdiskusi dengan Gubernur Kepulauan Riau dan Kementerian Keuangan. Karena, di sini ia menemukan ada beberapa badan yang mengelola pelabuhan. Seperti BP Batam, Badan Otorita Batam, dan Bea Cukai.
Masalah ini lanjutnya, harus dibawa ke level yang lebih tinggi sehingga koordinasi bisa lebih baik. “Policy apa yang harus kita lakukan, dukungan regulasi apa yang harus kita buat yang nantinya bisa meningkatkan penerimaan dari bea cukai untuk menambah penerimaan negara kita yang memang masih di bawah target,” kata Jeno.
Dirinya melihat, penerimaan dari sektor cukai dan pabean itu belum dimanfaatkan seoptimal mungkin. “Potensi besar, opportunity besar, tapi dengan policy yang kami lihat, equipmentnya, SOP untuk lewat kontainer juga tidak dilakukan pemeriksaan dengan baiksehingga masih banyak sekali potensial lose-nya,“ tutur politisi dari Kalimantan Barat ini.