Tempo.Co

Untuk Dorong Investasi, NTB Harus Tingkatkan IPM
Senin, 08 Mei 2017
Kalau hanya berharap pada APBD dan belanja negara yang disalurkan melalui APBD, tentu tidak cukup.

“Yang menjadi catatan penting saat ini, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Nusa Tenggara Barat (NTB) dinilai masih rendah walau pertumbuhan ekonominya lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi nasional,” kata anggota Komisi XI DPR RI, Michael Jeno, di Nusa Tenggara Barat pada Selasa, 2 Mei 2017.

Hal ini, menurut Michael, menjadi catatan penting pemerintah Nusa Tenggara Barat bagaimana agar pertumbuhan ekonominya yang tinggi bisa mendorong IPM yang baik. “Seharusnya IPM bisa lebih tinggi daripada kondisi sekarang. Kalau hanya berharap pada APBD dan belanja negara yang disalurkan melalui APBD, tentu tidak cukup untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan manusia yang lebih tinggi,” ujarnya di sela-sela pertemuan dengan mitra kerja Komisi XI DPR.

Harus ada dari investasi, terutama dari konsumsi masyarakat dan konsumsi belanja negara melalui APBD. “Pemda Provinsi NTB seharusnya sudah mulai berpindah dari fokus pertambangan ke sektor-sektor yang lain,” katanya. Di sisi lain, kata Michael, potensi wisata Nusa Tenggara Barat sangat baik.

Sudah ada upaya membenahi sektor pariwisatanya. Apalagi Nusa Tenggara Barat sedang mengembangkan brand wisata halal. Brand wisata ini harus pula ditunjang oleh infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM) yang memadai. Michael berharap ke depannya SDM, infrastruktur, dan industri wisata saling mendukung untuk menunjang sektor-sektor unggulan.

“SDM untuk industri wisata berbeda. Jangan sampai industri pariwisata berkembang tapi SDM-nya dari luar NTB. Ujung-ujungnya nanti investasi masuk tapi lapangan pekerja lokal tidak ada. Akhirnya, investasi yang masuk tidak meningkatkan IPM karena pekerjanya banyak dari luar,” tutur Michael. (*)