“Sebaiknya massa jangan menyentuh bandara (bandar udara) karena berbahaya sekali. Kalau di bandara keseringan ada hewan saja, radar aviation dunia menjadi waspada karena bisa membahayakan penumpang dan transportasi udara,” ujar Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah saat memberikan klarifikasi terkait dengan aksi penolakan massa terhadap kunjungannya di Manado beberapa waktu lalu.
Fahri menyesalkan aksi massa yang menerobos dan mengakibatkan rusaknya sejumlah fasilitas di Bandara Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi. Pasalnya, bandara adalah salah satu obyek vital nasional yang harus steril. Selain berbahaya bagi keselamatan transportasi udara, Fahri menekankan, jika aksi menorobos bandara kerap terjadi, itu akan merusak citra fasilitas publik Indonesia di mata internasional. Menurutnya, bandara adalah simbol modernitas transportasi sehingga harus aman dari aksi demonstrasi.
Lebih lanjut, saat ditanyai terkait dengan aksi penolakan massa terhadap dirinya, Fahri menanggapi dengan santai. “Tidak ada yang saya anggap sebagai suatu persoalan yang rumit. Indonesia adalah negara yang kompleks. Kalau ada massa yang berbeda pendapat dan melakukan demonstrasi, inilah Indonesia. Namun, kalau saya yang suka dialog ini ditentang, artinya ada orang yang tidak suka dialog,” tuturnya.
Adapun Wakil Ketua DPR Agus Hermanto menyayangkan aksi penolakan masyarakat terhadap kedatangan Fahri. Ia menilai penolakan itu disebabkan karena kurangnya komunikasi. Ia mengakui Manado adalah salah satu daerah yang dikenal dengan toleransinya. (*)