Tempo.Co

Dialog untuk Atasi Perbedaan Pendapat
Rabu, 17 Mei 2017
Dialog untuk Atasi Perbedaan Pendapat

Sebagai bangsa yang besar dan beragam, Indonesia tidak hanya memerlukan akal yang besar, tapi juga hati yang lebar untuk dapat saling menerima kehadiran dan eksistensi. “Keberagaman memunculkan perbedaan pendapat sehingga perlu adanya dialog yang mendalam,” ujar Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah saat menjadi pembicara dalam Dialog Kebangsaan di Kantor Gubernur Sulawesi Utara, Manado, Sabtu, 13 Mei 2017.

Dialog yang bertema “Kepemimpinan Muda yang Bersih dan Antikorupsi” itu juga dihadiri Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey dan Steven Kandouw, KAMMI, ratusan tokoh masyarakat, serta pemuda hingga tokoh agama.

Bangsa Indonesia, kata Fahri, terlalu besar, kompleks, dan tidak bisa disederhanakan sehingga sebaiknya ditempuh jalur dialog. “Dengan berbagai dialog yang terus-menerus dalam mengisi reformasi dan demokrasi, maka Indonesia akan mencapai soliditas yang mantap sehingga dapat menjadi agen perubahan tata dunia baru yang lebih baik,” ucapnya.

Fahri menuturkan Indonesia tidak hanya bisa menyelesaikan permasalahan internal, tapi juga akan menjadi agen dunia yang menolong bangsa lain yang miskin, kelaparan, bahkan kacau balau.

Saat menutup sesi diskusi, Fahri berpesan kepada masyarakat Sulawesi Utara, yang datang ke Jakarta, tidak sungkan berkunjung ke DPR untuk berdiskusi mengenai masalah kenegaraan. Sebab, menurutnya, menjalin silaturahmi dan membangun kekeluargaan merupakan suatu hal penting dalam memajukan Negara Kesatuan Republik Indonesia. “Bangsa ini harus berjuang bersama untuk melawan seluruh provokasi dan kebencian. Kita semua cinta Indonesia. Kita bisa berjalan bersama sebagai bangsa karena hidup dengan semangat toleransi, kebinekaan, dan kebersamaan,” tuturnya. (*)