Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Rahmad Handoyo, merasa prihatin terhadap pendapatan yang diterima para petani bawang karena tidak sesuai dengan apa yang mereka kerjakan. Contohnya, di pasaran, harga bawang merah di Jakarta berada pada kisaran Rp 35-40 ribu per kilogram, sementara harga dari petani hanya Rp 20-22 ribu per kilogram. "Ini terlihat sangat jauh disparitasnya," ujarnya.
Menurut Rahmad, persoalan ini terjadi karena rantai perdagangan yang cukup panjang, mulai petani, petani pengepul, pedagang pasar induk, hingga konsumen. "Inilah yang menyebabkan kerugian kepada petani," ucapnya di sela-sela kunjungan kerja spesifik Komisi IV DPR ke Brebes, Selasa, 30 Mei 2017.
Karena itu, politikus PDI Perjuangan ini menuturkan rantai distribusi harus diperbaiki dengan memperpendek jalur perdagangan sehingga para petani bisa mendapatkan hasil maksimal.
Selain itu, kata Rahmad, untuk memberikan hasil yang baik kepada para petani, diperlukan adanya bantuan dari pemerintah melalui pilot project bekerja sama dengan badan usaha milik daerah (BUMD). Dari sisi permodalan, bantuan bisa diminta dari pemerintah daerah. Sehingga, ketika petani panen, ada jaminan tengkulak akan tergantikan dengan BUMD atau koperasi yang dibentuk pemda setempat.
"Saya kira, cara-cara seperti cukup baik. Ketika petani panen akan diserap BUMD, kemudian dari BUMD bisa langsung disalurkan ke pedagang besar, langsung ke Jakarta, atau perusahaan besar," tuturnya.
Kemudian, di tingkat nasional, menurutnya, Bulog bisa ditugaskan dengan membangun sentra-sentra gudang dalam rangka membeli hasil panen dari petani. Ketika harga kurang baik, Bulog bisa membeli hasil panen petani itu. (*)