Tempo.Co

Ketua DPR RI Buka Puasa di Pesantren Nurul Qur'an Al Istiqomah
Minggu, 04 Juni 2017
Pondok pesantren melalui kiai dan para santri telah menunjukan perannya dalam mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan.

Setelah melakukan Safari Ramadan bersama Bupati dan Jajaran Pemerintah Daerah serta tokoh masyarakat dan alim ulama di Pendopo Kabupaten Gresik, Jumat 2 Juni 2017, Ketua DPR RI Setya Novanto melanjutkan kegiatan Safari Ramadhan ke Pondok Pesantren Nurul Qur'an Al Istiqomah, Gresik yang dasuh KH Syaiful Munir.

Setya datang bersama Bupati Gresik Sambari Halim Radianto dan jajarannya, Ketua Fraksi Partai Golkar DPR RI Bapak Robert Kardinal, Ketua Badan Urusan Rumah Tangga DPR RI Roem Kono, Ketua Komisi VII DPR RI Satya Yudha, Anggota DPR RI Adies Kadir, Gatot Soedjito, dan Ibu Eni Maulani Saragih, serta Staff Khusus Ketua DPR RI Yahya Zaini.

Acara saya awali dengan pembukaan pasar murah di lingkungan pondok pesantren yang menjual berbagai bahan kebutuhan pokok. “Alhamdulillah masyarakat menyambutnya dengan suka cita. Insya Allah bisa membantu masyarakat sekitar pondok dalam memenuhi kebutuhan pokoknya. Terutama di bulan suci Ramadan,” ujar Setya.

Acara dilanjutkan dengan ramah tamah. Dalam suasana peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni, dalam kesempatan itu Setya mengajak pondok pesantren menjadi garda terdepan dalam mengamalkan Pancasila dalam kehidupan di Pondok Pesantren. Menurutnya, pondok pesantren juga punya posisi dan peran penting dalam membela Pancasila dari serangan ideologi lain. “Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, memiliki kesamaan seperti nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran agama Islam. Pancasila dan Islam tidaklah berseberangan, melainkan seiring sejalan,” ujar Setya.

Ia yakin, pondok pesantren di Gresik, khususnya pondok pesantren Nurul Qur'an Al Istiqomah, serta berbagai pondok pesantren di Indonesia telah memberikan pengetahuan kepada para santrinya mengenai pentingnya Pancasila sebagai ideologi negara kita.

Setya mengingatkan bahwa di masa perjuangan kemerdekaan, pondok pesantren melalui kiai dan para santri telah menunjukan perannya dalam mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan. Pesantren telah menjadi tempat bagi Umat untuk berjihad bagi bangsa dan negaranya. Kini, sudah menjadi tanggung jawab kita bersama untuk mengisi kemerdekaan dengan semangat persatuan dan kesatuan, sebagaimana yang diamanatkan dalam Pancasila.

“Kita tidak ingin bangsa kita terpecah belah dalam berbagai sentimen isu SARA. Keanekaragaman Suku, Agama, Ras, dan Kepercayaan bukanlah jurang pemisah. Melainkan kekuatan kita. Perbedaan adalah Rahmat dan Karunia Allah SWT yang diberikan kepada Bangsa Indonesia. Mari kita jaga Rahmat dan Karunia ini dengan baik,” ujar Setya.

Selesai ramah tamah, acara ditutup dengan buka puasa bersama.