Tempo.Co

Raker Banggar DPR-RI Ungkap Asumsi Ekonomi Makro 2018
Selasa, 06 Juni 2017
Arah kebijakan untuk menopang pertumbuhan investasi yang tinggi dan mendukung pertumbuhan ekonomi.

Demi mendapatkan insight lebih mendalam terkait dengan ekonomi Indonesia pada 2018, Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) melakukan rapat kerja dengan rekan kerjanya di pemerintahan. Terkait dengan hal itu, pada Selasa, 6 Juni 2017, Banggar DPR RI dipimpin oleh Aziz Syamsudin melakukan rapat kerja (raker) bersama Menteri Keuangan, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), dan Gubernur Bank Indonesia.

Dalam pemaparan kerangka ekonomi makro, arah kebijakan fiskal, dan pokok-pokok kebijakan fiskal pada 2018, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengaku optimis, tapi harus tetap hati-hati.

"Perekonomian dunia saat ini masih dipenuhi ketidakpastian. Meskipun begitu, untuk 2018 pemerintah telah menetapkan sasaran pertumbuhan ekonomi pada kisaran 5,4% hingga 6,1%. Sasaran pertumbuhan yang lebih tinggi ini diarahkan untuk mendorong pemerataan pertumbuhan," ujar Sri Mulyani.

Terkait dengan minyak disampaikan asumsi lifting minyak dan gas bumi (migas) pada 2018 diperkirakan mencapai 1.965 hingga 2.050 ribu barel per hari, yang terdiri atas lifting minyak bumi sekitar 771 hingga 815 ribu bph. Sedangkan lifting gas bumi sekitar 1.194 hingga 1.235 ribu barel setara minyak per hari.

Pemerintah berharap, investasi yang dilakukan oleh industri perbankan, industri pasar modal, pihak swasta, dan perusahaan badan usaha milik negara (BUMN) bisa terus terjadi. "Arah kebijakan untuk menopang pertumbuhan investasi yang tinggi dan mendukung pertumbuhan ekonomi pada 2017 dan 2018 dalam hal ini yang pertama ada pada industri perbankan di Indonesia," ujarnya.

Selain itu, Sri Mulyani  menyampaikan harapan akan dukungan dari Banggar dalam mengimplementasikan kebijakan fiskal ke depannya. (*)