Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengapresiasi sinergi yang baik antara Bank Indonesia Perwakilan Nusa Tenggara Barat, Badan Pusat Statistik NTB, dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) NTB dalam mengantisipasi inflasi yang hampir terjadi setiap tahun saat menjelang Idul Fitri.
“Kita ingin melihat langsung koordinasi dan sinergi antara BI NTB, BPS NTB, dan TPID NTB dalam menangani inflasi, termasuk peredaran rupiah di daerah. Jangan sampai ini menjadi persoalan. Kita cukup bahagia karena koordinasinya mantap dan mampu menjaga inflasi di tingkat yang baik sehingga masyarakat tidak dirugikan,” ujar ketua tim kunjungan spesifik Komisi XI ke NTB, Soepriyatno, Jumat, 9 Juni 2017.
Politikus Partai Gerindra ini berharap sinergi baik ini dapat menjadi contoh bagi daerah lain. Sebab, antisipasi inflasi di NTB selalu menjadi lebih baik setiap tahun. “Kami melihat kinerja dari BI, BPS, dan TPID sangat baik. Ini bisa dijadikan contoh bagi daerah lain. Tahun lalu sudah baik dan sekarang saya kira juga lebih baik. Di NTB, inflasi cukup terjaga dengan baik. Ini penting,” ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, anggota Komisi XI, Willgo Zainar, berharap, selain mampu menjaga inflasi, BI bisa menjaga ketersediaan uang kartal selama Idul Fitri. Hal itu mengingat kebutuhan terhadap uang kartal ini sangat besar setiap tahun. “Inflasi di NTB terkendali, ya. Tapi kita berharap ketersediaan uang kertas juga bisa terkendali agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Sebab, menjelang Lebaran, kebutuhan uang kartal meningkat dan alhamdulillah BI sudah menyiapkan,” katanya.
Kepala Regional III Bank Indonesia Mirmansyah menjelaskan, rata-rata inflasi selama Ramadan cenderung lebih tinggi ketimbang setiap bulan. Menurutnya, inflasi di wilayah timur, seperti NTB, masih lebih rendah ketimbang inflasi di daerah barat, khususnya Sumatera.
“Rata-rata inflasi Ramadan ataupun Lebaran cenderung lebih tinggi dibanding rata-rata setiap bulan. Berdasakan wilayah, inflasi Sumatera tercatat lebih tinggi dibanding wilayah lain,” tuturnya. (*)