Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) diharapkan mampu memajukan performa ekonomi kreatif di Indonesia. Demi mengetahui dan mengawasi kinerja Bekraf, Komisi X DPR menggelar rapat dengar pendapat dengan Bekraf di Kompleks Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Senayan, Jakarta, Rabu, 14 Juni 2017. Di awal rapat, Wakil Ketua Komisi X Abdul Fikri mengingatkan saat ini berada dalam fase memajukan investasi dan infrastruktur.
Kepada Komisi X DPR, Kepala Bekraf Triawan Munaf mengatakan proyek prioritas nasional Bekraf adalah pengembangan perangkat big data ekonomi kreatif, distribusi data, dan pusat data ekonomi kreatif. Sedangkan prioritas nasional penanggulangan kemiskinan dan sasaran pertumbuhan Bekraf pada 2018 adalah pertumbuhan ekonomi kreatif sebesar 6,2% dengan 16,7 juta tenaga kerja.
“Kami menyadari anggaran ini menurun, tapi kami bertekad akan memaksimalkan sebaik-baiknya,” ujarnya.
Menanggapi paparan ini, angota Komisi X DPR Popong Otje Djundjunan mengatakan dengan menurunnya anggaran bukan berarti kinerja Bekraf menurun, tapi harus menunjukkan hasil sebaik mungkin.
Terkait dengan big data, anggota Komisi X DPR Ledia H mengatakan big data itu bukan soal yang gampang. Dia juga menjelaskan, start up boleh, tapi jangan hanya memikirkan keuntungan.”Tapi harus ada sisi edukasinya,” tuturnya.
Sedangkan Ketua Komisi X DPR Teuku Harsya mendorong Bekraf agar meyakinkan para kepala daerah akan potensi ekonomi kreatif di daerah masing-masing. Teuku Harsya juga meminta Bekraf memberikan masukan dalam bentuk kajian terkait dengan wacana RUU Permusikan. (*)