Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fahri Hamzah mengundang Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Taiyoung Cho, ke ruang kerjanya, Senin, 19 Juni 2017. Hal itu terkait dengan pertemuan yang akan dipimpinnya, parlemen Euro-Asia di Seoul, pada 26-28 Juni 2019.
"Pertemuan ini karena saya ingin menyampaikan rencana kunjungan ke Korea Selatan. Saya juga akan melakukan pertemuan bilateral dengan parlemen Korea Selatan," tuturnya.
Kali ini, kata Fahri, dia akan berfokus membahas isu antikorupsi. Sebab, isu antikorupsi merupakan tema lama yang dia inginkan bisa terwujud melalui kerja sama dengan parlemen Korea Selatan. "Nanti saya akan bertemu dengan parlemen Korea Selatan untuk membahas isu antikorupsi. Saya juga akan bertemu dengan KPK-nya Korea Selatan. KPK Korea Selatan itu termasuk transformatif," katanya.
Fahri menuturkan, dalam pembicaraannya tadi, Dubes Korea Selatan menceritakan banyak sekali isu bagaimana cara mendesain pemberantasan korupsi secara sistemik sebagai orkestra suatu bangsa di negaranya. "Jadi bukan kesibukan orang per orang, tapi sebagai orkestra suatu bangsa. Jadi korupsi itu baru bisa diberantas kalau itu menjadi lifestyle orang per orang. Artinya, antikorupsi menjadi lifestyle orang per orang secara nasional," ujarnya.
Sebab, menurut Fahri, dalam pemberantasan korupsi ada elemen kultur dan agama, yang terkadang bertentangan dengan sistem ekonomi negara itu. "Nah, bagaimana cara mereka menghadapinya, saya akan ketemu dengan Ombudsmannya juga. Kita akan mencoba mendalami ini dan mencari peluang kemungkinan kerja sama yang lebih intensif dalam bidang ini," tuturnya.
Korea Selatan, kata Fahri, sukses memberantas korupsi, tapi perekonomiannya juga berjalan sukses. "Tadi Dubes mengatakan memang antara pemberantasan korupsi dan ekonomi tidak berjalan bersamaan. Sebab, kalau isu antikorupsi membuat orang takut berbisnis, takut mengambil keputusan sebagai pejabat publik, ekonomi bisa stagnan. Itu berbahaya sekali," ucapnya.
Jadi, Fahri menambahkan, harmoni itulah yang mungkin akan dibicarakan dengan parlemen Korea Selatan di luar pertemuan parlemen Euro-Asia. "Saya akan khusus ketemu dengan parlemen Korea Selatan untuk membicarakan isu antikorupsi," katanya. (*)