Penjamin mutu pendidikan tinggi merupakan kegiatan sistemik untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi secara berencana dan berkelanjutan sehingga mampu meningkatkan standar pendidikan tinggi. Dalam kunjungan kerja (kunker) spesifik Komisi X DPR ke Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, Ketua Tim Kunjungan Kerja Spesifik Abdul Fikri Faqih menegaskan, pentingnya peran perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi swasta (PTS) meningkat mutu pendidikan sehingga berdampak pada peningkatan mutu peserta didik.
Dalam kunjungan tersebut, Abdul juga menyoroti keluhan dari PTS yang masih mendapatkan akreditasi C, sehingga banyak mahasiswanya yang ditolak ketika mencari kerja meski memiliki indeks prestasi (IP) 3,5. “Kita akan mendiskusikan dengan Menteri Ristek dan Dikti, sehingga mutu mereka tidak dinilai dari IP atau lembaga tersebut dan industri tidak berpatokan pada akreditasi kampus untuk menerima pekerja,” ujar Abdul di Semarang, Kamis, 15 Juni 2017.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera daerah pemilihan Jawa Tengah itu juga meminta pemerintah memperhatikan fasilitas kampus. Tidak hanya bangunan, tapi laboratorium untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa di bidang teknik dan bahasa.
Sedangkan anggota Komisi X lainnya, Laila Istiana, menyoroti kurangnya perhatian pemerintah pada perguruan tinggi swasta. Menurut Laila, jumlah kampus swasta di Jawa Tengah ada 254 dan enam PTN. “Didirikannya PTS dan PTN itu memiliki cita-cita yang sama sesuai dengan pembukaan UUD 1945, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Komisi X sudah berkali-kali menyampaikan ke pemerintah supaya ada garda yang mengurusi sarana dan prasarana PTN serta PTS, tapi pemerintah masih kekeh tidak ada anggaran untuk itu. Padahal, itu sangat dibutuhkan,” ucapnya.
Laila juga menyoroti kesenjangan antara PTN dan PTS. Karena itu, dia meminta pemerintah agar tidak menganaktirikan PTS. Menurut Laila, PTS juga berperan sangat penting serta sangat membantu pemerintah mencerdaskan kehidupan bangsa. “Banyak juga PTS yang membantu mahasiswa tidak mampu dan paling banyak menerima peserta didik dibanding PTN,” katanya.
Dalam kunjungan tersebut, turut serta Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi X, di antaranya Asdy Narang, Sofyan Tan, Wiryanti Sukamdani, Esti Wijaya, Irene Yusiana, Popong Odje D, Dwita Ria Gunadi, Mujib Rohmat, dan Anang Hermansyah. (*)