Tempo.Co

Fahri Hamzah Hadiri Pertemuan Parlemen Euro Asia
Selasa, 27 Juni 2017
Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah berharap keterlibatan DPR RI dalam pertemuan Parlemen Euro Asia ditanggapi secara positif oleh pemerintah.

Wakil Ketua DPR RI menghadiri pertemuan parlemen negara-negara Eropa Asia di Korea Selatan, Selasa, 27 Juni 2017. Sudah hadir dalam pertemuan ini 24 negara yang ada di kawasan Eropa dan Asia.

"Dari sekian puluh negara di kawasan ini, yang baru bergabung 24 negara, dan beberapa negara sedang observasi dulu," ujarnya.

Inisiator dari pertemuan ini adalah Rusia dan Korea Selatan. Kedua negara ini memiliki ekonomi yang relatif cukup besar di kawasan Eropa dan Asia. Rusia adalah raksasa ekonomi terutama karena sumber daya alamnya yang cukup besar, sementara Korea Selatan merupakan negara yang tidak saja mengelola ekonomi tradisionil tapi juga mulai masuk ke teknologi tinggi. "Bahkan, sekarang ini Samsung adalah salah satu merek elektronik yang paling hebat di dunia selain teknologi lain yang dikembangkan oleh Korea Selatan seperti mobil dan lain sebagainya," tutur Fahri.

Karenanya, kata Fahri, forum ini akan dianggap penting di masa depan karena banyak yang menarik kan dibahas di sini. "Ini memang menjadi menarik karena akan menyeret pertumbuhan itu ke timur, yang tadinya didominasi oleh negara-negara di barat," kata Fahri.

Indonesia, yang dulu sangat aktif dan menonjol di dalam forum-forum internasional, diajak dalam forum ini dan dianggap bagian dari kawasan Euroasia. "Karenanya, kita harus serius di setiap forum yang kita hadiri dan kita baca secara serius. Karena itu, sekali lagi, kita harus terlibat secara serius dan implementasinya di dalam level eksekutif ini juga harus berjalan dengan baik," ujar Fahri.

Dia berharap keterlibatan DPR RI dalam forum ini harus ditanggapi secara positif oleh pemerintah. "Salah satu yang menarik adalah kalau Euroasia itu mayoritas tanah, sementara Indonesia mayoritas laut. Jadi ini jelas secara kasat mata kalau kita bicara comparative advantage, maka letak geografis Indonesia itu banyak yang bisa dipertukarkan. Kalau Pak Jokowi bicara soal tol laut, kita bicara tentang maritim. Orang-orang sini nggak ngerti maritim karena banyak yang nggak punya laut. Nah kita bicara maritim, sehingga potensi kelautan kita bisa kita pertukarkan dengan mereka, dan banyak lagi aspek-aspek lain bisa kita perdalam di forum ini," kata Fahri.

Menurut Fahri, banyak sekali tema perdebatan yang akan dibahas dalam forum ini, mulai dari tema ekonomi dan perdamaian, juga isu-isu terkini terkait dengan terorisme, keamanan dunia, dan sebagainya.

Fahri juga akan mengadakan pertemuan secara spesifik dengan Parlemen Korea Selatan. Menurutnya, ada banyak yang menarik di Korea itu, terutama partisipasi publiknya di dalam isu korupsi. "Partisipasi publik di Korea Selatan itu membuat DPR di sana sangat dinamis di dalam melakukan legislasi aturan tentang anti korupsi yang harus mempertimbangkan semua situasi budaya. Dan yang paling penting adalah ekonomi kita," ucapnya.

"Jangan lupa, aturan yang diperketat itu membuat ekonomi kita melambat. Karena itu, kita nggak boleh mengorbankan pertumbuhan ekonomi hanya karena kita terlalu agresif di dalam menerapkan aturan-aturan, terutama kepada para pejabat publik, yang menyebabkan mereka tidak berani mengambil keputusan."

Hari ini Fahri akan bertemu dengan anti corruption and civil right commisions, yaitu satu lembaga yang menggabungkan banyak lembaga lainnya termasuk Ombudsman di dalamnya. "Saya kira ini adalah capaian yang perlu dicontoh oleh Indonesia," katanya. (*)