Tempo.Co

Komisi VIII Tinjau Dampak Bencana Kawah Sileri Dieng
Rabu, 05 Juli 2017
Penanganan bencana letugan Gunung Dieng harus bekerjasama dengan ahli vulkanologi yang mengerti tentang gunung berapi dan asap beracun.

Komisi VIII DPR RI yang membidangi penanggulangan bencana meninjau lokasi Kawah Sileri Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah untuk meninjau Pos Bencana Dieng. Dalam peninjauan ini, Komisi VIII melakukan pengawasan untuk melihat dampak fisik dan non fisik dari bencana yang terjadi. "Dampak fisik seperti gunung meletus atau banjir yang terkadang menimbulkan korban sedangkan non fisik seperti Dieng ini yang berbahaya adalah asap beracun," kata Anggota Komisi VIII Khotibul Umam Wiranu dalam perjalanan ke Dieng, Jawa Tengah, Selasa 4 Juli 2017.

Menurut Khatibul Umam,  penanganan bencana Dieng ini  harus bekerjasama dengan ahli vulkanologi yang mengerti tentang gunung berapi dan asap beracun. "Selain itu, kita ingin BNPB juga punya program khusus untuk Dieng ini, karena  Dieng ini banyak ditinggali oleh  masyarakat Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjarnegara," ujarnya.

Walaupun kawah Dieng pernah menimbulkan bencana besar, dan terakhir menyebabkan 20 orang korban luka, masyarakat sekitar kawasan Dieng masih sulit untuk direlokasi. Ini menyangkut tradisi warga setempat yang menganggap tanah mereka merupakan tanah nenek moyang, sehingga tidak dimungkinkan untuk melakukan evakuasi dan relokasi . "Oleh karena itu cara peringatan dini dari ahli-ahli vulkanologi ini menjadi penting," ujar Khatibul Umam.

Seperti kemarin, lanjut politisi PKB ini, BNPB dinilai memberikan informasi sangat telat mengenai pelarangan kawasan wisata mulai tanggal 14 Juni, yang tidak massive dan tidak tersosialisasikan dengan baik.

Selain itu,  BNPB wilayah provinsi dan kabupaten tidak mempunyai alat yang cukup baik untuk mendeteksi berbagai macam bencana termasuk tanah longsor dan gas-gas beracun. "Oleh karena itu, Komisi VIII akan mendorong tambahan anggaran untuk pengadaan alat-alat teknologi yang tujuannya untuk memberikan peringatan dini di kawasan-kawasan pegunungan rawan bencana seperti di Dieng ini," ungkap Khotibul Umam.