Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menerima delegasi Parlemen Afrika Selatan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin, 10 Juli 2017. Dalam kunjungan tersebut, delegasi yang dipimpin LL Zwane itu meminta masukan terkait dengan penyediaan layanan air dan sanitasi di permukiman kumuh.
"Kami menerima delegasi Parlemen Afrika Selatan. Mereka ingin mempelajari bagaimana bangsa Indonesia melalui parlemen membangun penyediaan air dan sanitasi yang layak," ujar Wakil Ketua Komisi V Michael Wattimena usai menerima delegasi yang didampingi anggota Komisi V lainnya.
Terkait dengan penyediaan layanan air bersih dan sanitasi layak, politikus Partai Demokrat ini menjelaskan, Komisi V bersama Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah mendorong program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) melalui gerakan 100-0-100, yakni Kebutuhan Air Minum Terpenuhi 100%, Kumuh 0%, serta Sanitasi 100%.
KOTAKU akan dilaksanakan di 34 provinsi yang tersebar di 269 kabupaten atau kota dan 11.067 kelurahan atau desa. Sedangkan permukiman kumuh di Indonesia seluas 38.431 hektare yang terdiri atas 23.473 hektare berada di wilayah perkotaan dan 11.957 hektare di pedesaan.
Program penanganan kawasan kumuh ini juga merupakan upaya mendukung tercapainya target Sustainable Development Goals (SDGs) terkait dengan akses terhadap air bersih serta sanitasi layak. Selain itu, kata Michael, untuk mengantisipasi kekurangan air baku saat musim panas, DPR dan pemerintah telah mengembangkan pembangunan bendungan juga embung-embung untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
"Mereka mengapresiasi program yang dimaksud dan delegasi berencana menerapkan hal serupa di Afrika Selatan. Ini menjadi penting karena pemerintah di sana hanya mampu menyediakan kebutuhan air bersih 80 persen," ucapnya.
Di sisi lain, meski Indonesia memiliki musim hujan dengan intensitas cukup tinggi, manajemen pengelolaan air dan lingkungan sangat dibutuhkan untuk mencegah terjadinya kekurangan air di masa mendatang.
Sebelumnya, Zwane didampingi Duta Besar Afrika Selatan Pakamisa Sifuba mengapresiasi program KOTAKU. Ia mengatakan kebijakan serupa akan menjadi pertimbangan delegasi untuk mengkaji ulang kebijakan di negaranya. Menurut Zwane, tidak ada pemerintah yang bisa memberikan air lebih banyak kepada rakyatnya. Indonesia patut bersyukur karena memiliki curah hujan tinggi dibanding wilayah di Afrika dengan curah hujan paling rendah.
"Afrika adalah salah satu negara yang tidak beruntung karena kekurangan air. Yang hanya bisa kami lakukan adalah mendistribusikan secara merata. Sedangkan 20 persen masyarakat masih memerlukan perhatian khusus dari pemerintah," kata Zwane.(*)