Tempo.Co

Parlemen Indonesia Jadi Tuan Rumah AIPA Caucus
Jumat, 14 Juli 2017
Pansus Hak Angket KPK Kunjungi BPK

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menjadi tuan rumah penyelenggaraan ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) Caucus ke-9 yang akan digelar di Hotel Fairmont, Jakarta, 17-20 Juli 2017. Sebanyak 10 parlemen negara ASEAN menyatakan hadir dalam pertemuan ini.

Wakil Ketua Badan Kerja Sama AntarParlemen (BKSAP) DPR Juliari Batubara mengatakan topik utama yang mencuat dalam kaukus kali ini adalah mengenai kerja sama kelautan. DPR mengangkat hal ini mengingat visi Indonesia yang bertekad menjadi poros maritim global. Ini menjadi penting mengingat 80 persen kawasan Asia Tenggara didominasi lautan.

“Ini juga merupakan wujud nyata AIPA membahas isu kelautan dalam upaya pencapaian Goal 14 dari Sustainable Development Goals (SDGs), yakni Conserve and sustainably use the oceans serta seas and marine resources for sustainable development,” katanya, Kamis, 13 Juli 2017.

Juliari mengatakan pemanfaatan dan kerja sama mengelola sumber daya kelautan sangat penting bagi kehidupan dan terkait erat dengan keamanan pangan, lapangan kerja, juga pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Tenggara. Pada kesempatan itu, kata Juliari, DPR juga memfasilitasi agar pemerintah menginformasikan mengenai visi kelautan yang dimiliki, upaya kerja sama, serta penegakan hukum bersama di laut, terutama pemberantasan Illegal, Unreported, Unregulated (IUU) Fishing dengan menghadirkan Deputi I Bidang Koordinasi Kelautan Maritim Kementerian Koordinator Kemaritiman Arief Havas Oegroseno sebagai pembicara.

Selain isu kerja sama kelautan, menurut Juliari, DPR akan membahas secara detail penanganan konflik secara damai. Hal ini dianggap penting sebagai upaya mewujudkan Goal 16 SDGs yang terkait dengan promote peaceful and inclusive societies for sustainable development. Perlu diketahui, tantangan utama penyelesaian konflik secara damai adalah dibukanya dialog dan negosiasi.

“DPR berharap agar AIPA menjadi forum dialog mengenai beragam upaya penanganan konflik secara damai di ASEAN maupun situasi lainnya yang dapat mengancam stabilitas kawasan ASEAN atau menyita perhatian dunia internasional,” ujar politikus yang akrab dipanggil Ari itu.

Dalam isu tersebut, Indonesia juga akan berbagi pengalaman dalam penangananan konflik secara damai. DPR juga mengundang mantan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa untuk memberikan paparan dalam upaya Indonesia menangani konflik secara damai.

Selain dua isu tersebut, Ari mengatakan bahwa DPR mengusulkan sebuah sesi khusus terkait dengan keorganisasian AIPA. Hal ini dipandang perlu mengingat sejak 40 tahun berdiri, AIPA masih memiliki keterbatasan merespons situasi global dan regional. Sejauh ini, AIPA dipandang sebagai wahana silaturahmi semata.

“Kami ingin mengangkat pembahasan serta membuka perspektif agar para anggota AIPA memiliki rasa kepemilikan kuat terhadap organisasi. Dengan demikian, bisa saja terjadi ada gagasan-gagasan baru ke depan dalam pengembangan AIPA sebagai lembaga antarparlemen di kawasan ASEAN,” ujar politikus asal daerah pemilihan Jawa Tengah itu.

Sebagaimana diketahui, AIPA Caucus merupakan mekanisme parlemen negara anggota ASEAN yang bertujuan memantau tindak lanjut pelaksanaan resolusi AIPA, membahas suatu isu tertentu, serta menjadi ajang pembahasan upaya harmonisasi legislasi yang dapat memfasilitasi kerja sama regional. (*)