Tempo.Co

Komisi IV DPR Tinjau Progres Bendungan Kuningan
Selasa, 25 Juli 2017
Ditargetkan selesai pada 2018 dan bisa mendorong ketahanan pangan, sumber air baku, serta sebagai pembangkit listrik.

Untuk mengetahui sejauh mana proses pembangunan bendungan yang diinisiasi sejak 2013, Wakil Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Herman Khaeron bersama beberapa anggota meninjau Bendungan Kuningan, Jawa Barat, Jumat, 21 Juli 2017. Bendungan ini ditargetkan selesai pada 2018 dan bisa mendorong ketahanan pangan, sumber air baku, serta sebagai pembangkit listrik.

“Rencananya, ini akan kami isi atau impounding dan selesai pada akhir 2018 nanti,” kata Kepala Pusat Bendungan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Ni Made Sumiarsih saat berkunjung bersama Komisi IV. Ni Made mengakui, hingga saat ini, progres pembangunan bendungan dengan luasan genangan 221,59 hektare itu telah mencapai 48 persen dan optimis pada akhir 2018 bisa selesai.

Bendungan yang terletak di Desa Randusari, Kecamatan Cibeureum, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat ini, memiliki volume tampungan total 25,955 juta meter kubik. Rinciannya, volume tampungan efektif 23,050 juta meter kubik serta volume tampungan mati sebagai sedimen mati 2,4 juta meter kubik. Dengan nilai konstruksi kontrak tahun jamak Rp 464 miliar, bendungan dibangun dua kontraktor, yakni PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dan PT Abipraya Brantas (Persero).

 Menurut anggota Komisi IV, Mindo Sianipar, jika pembangunannya selesai, Bendungan Kuningan akan menjadi sumber air bagi daerah irigasi Cileuweung seluas 1.000 hektare dan daerah irigasi Jangkelok seluas 2.000 hektare. Selain itu, memberikan manfaat bagi pengendalian banjir, air baku mutu 300 liter per detik, dan potensi pembangkit listrik tenaga air 500 kilowatt.

Hal senada disampaikan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. “Bendungan Kuningan dinilai sangat diperlukan guna menampung air permukaan. Potensi air hujan Jawa Barat mencapai 80 miliar meter kubik setiap tahun, tapi baru tertampung sekitar 6 miliar meter kubik. Karena itu, bendungan diperlukan untuk irigasi, penyedia air baku, dan pembangkit listrik tenaga air,” ujarnya.

Daerah genangan Bendungan Kuningan meliputi lima desa dan dua Kecamatan, yaitu Kecamatan Cibeureum (Desa Randusari, Kawungsari, dan Sukarapih) serta Kecamatan Karangkencana (Desa Tanjungkerta dan Simpay Jaya), Kabupaten Kuningan. (*)