Tempo.Co

Komisi IV Tinjau Bendungan Kuningan
Rabu, 26 Juli 2017
Komisi IV Tinjau Bendungan Kuningan

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Herman Khaeron bersama anggota Komisi IV lainnya meninjau Bendungan Kuningan, Jawa Barat, Jumat, 21 Juli 2017. Pemantauan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana proses pembangunan bendungan yang diinisiasi sejak 2013 silam ini. Bendungan ditargetkan selesai tahun 2018. Jika selesai, bendungan ini akan mendorong ketahanan pangan, sumber air baku, dan sebagai pembangkit listrik.

"Rencananya ini akan kami isi atau impounding dan selesai pada akhir 2018 nanti," kata Kepala Pusat Bendungan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Ni Made Sumiarsih di lokasi proyek Bendungan Kuningan.

Hingga kini, Ni Made Sumiarsih menuturkan progres pembangunan bendungan dengan luasan genangan 221,59 hektare ini telah mencapai 48 persen. Dia optimistis bendungan ini bisa selesai akhir 2018 mendatang.

Bendungan yang terletak di Desa Randusari, Kecamatan Cibeureum, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat ini memiliki volume tampungan total sebanyak 25,955 juta meter kubik. Rinciannya, volume tampungan efektif sebanyak 23,050 juta meter kubik serta volume tampungan mati sebagai sedimen mati sebanyak 2,4 juta meter kubik. Bendungan dengan nilai konstruksi kontrak tahun jamak Rp 464 miliar ini dibangun oleh dua kontraktor yang bekerja sama, yakni PT Wijaya Karya (persero) Tbk dan PT Abipraya Brantas (persero) dan akan dimanfaatkan untuk empat hal.

Menurut Anggota Komisi IV DPR RI Mindo Sianipar, jika Bendungan Kuningan ini selesai, manfaatnya akan menjadi sumber air bagi Daerah Irigasi Cileuweung seluas 1.000 hektare dan Daerah Irigasi Jangkelok seluas 2.000 hektare. Selain itu, bendungan ini juga memberikan manfaat bagi pengendalian banjir, baku mutu 300 liter per detik, dan potensi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sebesar 500 Kilo Watt.

Hal yang senada disampaikan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan yang menilai Bendungan Kuningan sangat diperlukan guna menampung air permukaan. Hal ini mengingat Jawa Barat yang memiliki potensi air hujan mencapai 80 miliar meter kubik (m3) tiap tahun, tapi baru tertampung sekitar 6 miliar m3, dan sisanya terbuang percuma ke laut. Oleh karena itu, pemanfaatan bendungan diperlukan untuk irigasi, penyedia air baku, dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).

Daerah genangan Bendungan Kuningan ini meliputi lima desa dan dua kecamatan, yaitu Kecamatan Cibeureum (Desa Randusari, Desa Kawungsari, Desa Sukarapih) dan Kecamatan Karangkencana (Desa Tanjungkerta dan Simpay Jaya) Kabupaten Kuningan. Selain itu, ada sebanyak 3.000 hektare lahan irigasi yang mendapat manfaat dari tempat Bendungan Kuningan tersebut.