Ketua Tim Kunjungan Kerja Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat Melchias M. Mekeng menyatakan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah bagus bahkan hampir menyamai pertumbuhan ekonomi tingkat nasional, yaitu 5,18 Persen. Namun ia menyayangkan kemiskinan di Provinsi NTT masih tinggi, 22 persen.
“Jangan sampai pertumbuhan ekonomi hanya dinikmati para penguasa saja, tapi rakyat kecil tidak merasakan,” ujarnya setelah pertemuan dengan Kantor Wilayah Badan Pemeriksa Keuangan, Kantor Wilayah Otoritas Jasa Keuangan, Kantor Wilayah Badan Pusat Statistik, Perbankan Provinsi NTT, PT Askrindo dan Jamkrindo, Bank Indonesia, serta Bank Negara Indonesia di Kota Kupang, NTT, Selasa, 1 Agustus 2017.
Menurut Melchias, yang menjadi poin utama adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat NTT harus didasarkan pada peningkatan produktivitas di sektor pertanian dan perikanan. Sebab, produk domestik regional bruto (PDRB) NTT sebanyak 30 persen berasal dari dua sektor itu.
Melchias menyampaikan jika gini rationya melebar antara si kaya dan si miskin, pada akhirnya anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) tidak akan tercapai. “Akan terlihat apakah ada kebijakan-kebijakan daerah yang bertentangan dengan kebijakan pusat dan uang-uang APBN benar-benar sampai ke tangan masyarakat. Jika sampai ke tangan masyarakat, akan bisa memperbaiki taraf kehidupan masyarakat," katanya.
Ia berharap anggaran yang ada itu diprioritaskan ke satu sektor dan tidak difokuskan ke semua sektor. Sebab, akan terpecah-terpecah jika difokuskan ke semua sektor serta tidak akan berdampak. “Jadi kami meminta lebih prioritas,” tuturnya. (*)