Seperti diketahui, Bali merupakan tempat destinasi wisata nomor satu di Indonesia. “Masa depan ekonomi Indonesia itu ada di pariwisata sehingga insfrastruktur di Bali harus lebih baik lagi,” ujar Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Henky Kurniadi saat kunjungan kerja ke Bali, Selasa, 1 Agustus 2017.
Menurutnya, Bali menjadi pintu masuk mata rantai pariwisata destinasi berikutnya ke Gili Tarawangan di Lombok, Pulau Moyo di Sumbawa, serta Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur. Karena itu, Bali perlu perluasan bandara dan seharusnya di Bali Barat juga perlu ada perencanaan kereta api atau alat transportasi massal karena jumlah penumpang yang sangat banyak.
“Untuk mengurangi kemacetan yang luar biasa akan dibangun runway paralel, tapi semua itu ada pada masalah perizinannya. Ada dua investor yang sudah siap, tapi perlu diteliti lagi nilai ekonomisnya. Jangan sampai hasilnya tidak efisien,” ujarnya.
Henky mengungkapkan Bali sangat luar biasa. Kabupaten Badung memiliki Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah terbesar se-Indonesia dan itu berasal dari pariwisata, bukan pertambangan. “Ada destinasi di Indonesia yang mahal, yaitu Raja Ampat di Papua. Seminggu di sana sama dengan berdestinasi ke Korea dan Jepang dalam kurun waktu yang sama. Namun, penduduk sekitarnya masih miskin, sedangkan di Bali penduduknya makmur," tuturnya.
Dari seluruh provinsi di Indonesia, kata Henky, kredit macet yang paling rendah adalah Bali. “Artinya, masyarakatnya terpercaya dalam peminjaman uang dan nilai pengemballiannya sangat sedikit yang kredit macet. Maka dari itu, pembangunan harus direncanakan lebih mendetail lagi,” katanya. (*)