Event internasional, Sail Sabang 2017, akan diselenggarakan pada 28 November-5 Desember mendatang. Dengan waktu kurang dari empat bulan, pemerintah, baik pusat, provinsi, maupun Kota Sabang diminta bekerja keras menyukseskan event itu.
“Pemprov (pemerintah provinsi) dan Pemkot (pemerintah kota) harus bekerja ekstra keras atas kekurangan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan. Tidak bisa semua mengharapkan dari pemerintah pusat,” kata Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Yayuk Basuki setelah meninjau sejumlah lokasi Sail Sabang, Sabang, Aceh, baru-baru ini.
Menurut mantan atlet tenis ini, ada sejumlah catatan darinya yang harus segera dipersiapkan pemerintah, terutama masih sangat kurangnya fasilitas penginapan atau hotel. “Penggunaan homestay milik masyarakat bisa diperbantukan, tapi harus mendapat pengawasan Kementerian Pariwisata maupun Pemprov Aceh. Jangan sampai muncul masalah-masalah sosial,” tuturnya.
Kemudian, lanjut Yayuk, kendala cuaca juga harus diantisipasi. Mengingat, acara ini digelar saat musim penghujan. “Itu sempat menjadi kekhawatiran. Jadi memang harus diantisipasi lebih awal agar tidak menganggu jalannya event,” katanya.
Politikus asal daerah pemilihan Jawa Tengah itu juga berpesan agar Sail Sabang 2017 menjadi momentum untuk mempromosikan potensi pariwisata di Aceh. “Hal itu sekaligus membangkitkan lagi pariwisata Aceh yang sempat terkendala banyak hal. Yang paling berat bencana tsunami pada 2004, yang sampai sekarang masih tampak trauma. Dengan adanya Museum Tsunami, bisa mengangkat pariwisata Aceh,” ujarnya.
Sebelumnya, Asisten Administrasi Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Sabang Kamaruddin memaparkan beberapa kondisi kesiapan dan kebutuhan yang dibutuhkan untuk menyukseskan Sail Sabang. Di antaranya permasalahan kondisi cuaca yang dikhawatirkan berpengaruh pada transportasi, kurangnya penginapan di Sabang, hingga permasalahan delay di Bandar Udara Maimun Saleh. (*)