Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Agus Hermanto mendesak pemerintah memprioritaskan energi baru dan terbarukan (EBT), khususnya panas bumi. Pasalnya, potensi energi panas bumi di Indonesia mencapai 30 gigawatt. Sayangnya, baru lima persen atau sekitar 1700 megawatt yang digarap.
"Pemerintah lambat laun harus meninggalkan fuel dan batu bara dengan menguatkan energi baru dan terbarukan, seperti geothermal (panas bumi), hidro, arus laut, serta panel surya," ujarnya di Islandia, Rabu, 9 Agustus 2017.
Agus mengatakan panel surya sangat dibutuhkan bagi masyarakat perbatasan dan minim akses infrastruktur. Menyinggung riset panas bumi, kata Agus, kedatangan delegasi ke Islandia ini sangat penting untuk belajar mengelola riset geothermal yang memiliki standar dunia.
"Kita juga pernah mengunjungi Selandia Baru dan sekarang mengunjungi Iceland Geothermal (ISOR) di Islandia."
"Memang kita belum punya riset geothermal. Karena itu, kita akan bangun embrio pusat riset geothermal. ISOR merupakan pusat penelitian panas bumi yang cukup besar, yang dulu di bawah pemerintah, tapi sekarang telah dikelola pemerintah daerah setempat," katanya. (*)